Banjir Tak Surut Sebulan, Warga Tanjung Agung dan Tanjung Jaya Protes Proyek Jadi Penyebab

BENGKULU, BETVNEWS – Puluhan warga dari Kelurahan Tanjung Agung dan Tanjung Jaya menggelar aksi protes di lokasi proyek sekitar aliran Sungai Bengkulu, Senin (15/9) kemarin.

Warga menuding proyek tersebut menjadi penyebab banjir yang merendam rumah mereka hampir sebulan terakhir.

Seorang warga Tanjung Jaya, Tedi (30), menilai lambatnya pengerjaan proyek serta penggunaan alat penyedot air berukuran kecil membuat banjir semakin parah.

“Penyebabnya pekerjaan terlalu lambat, seharusnya waktu musim panas dipercepat. Kalau hujan otomatis air naik, sedot airnya juga cuma pakai alat kecil bukan yang besar. Pemerintah harus melihat kondisi masyarakat,” ujar Tedi.

BACA JUGA:Akses Wisata Rusak, Jalan Budi Utomo Kota Bengkulu Belum Tersentuh Perbaikan

BACA JUGA:Eks Bendahara Puskesmas Palak Bengkerung Dituntut 1,5 Tahun Bui di Kasus Korupsi Dana BOK

Ketua adat Kelurahan Tanjung Jaya, Junedi, menambahkan bahwa genangan air yang terjadi bukan hanya karena faktor alam.

Ia menilai ada kesalahan dalam sistem saluran pembuangan proyek yang terlalu kecil sehingga air dari berbagai wilayah menumpuk di satu titik.

“Sudah sebulan lebih air tidak kering walaupun tidak hujan. Artinya ada kesalahan di saluran pembuangan yang dibuat pemborong, satu saluran kecil menampung air dari Tebeng, Balai Kota, sampai Semarang. Itu salah prediksi,” ungkap Junedi.

Dalam aksi tersebut, sempat terjadi ketegangan dengan warga. Namun, pihak proyek akhirnya bersepakat untuk mengeruk tanah yang menutup saluran pompa agar aliran air lebih lancar.

BACA JUGA:Kapolda Bengkulu Dukung Menko Infrastruktur Mempercepat Pembangunan di Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Berkas Perkara Ahmad Kanedi Lengkap, Tersangka Korupsi PAD Mega Mall dan PTM Segera Disidang

“Alhamdulillah sekarang sudah mulai lancar, tadi malam hujan tapi air tidak sampai ke rumah,” jelas Junedi.

Warga berharap pengerjaan proyek segera dipercepat agar tidak lagi menimbulkan banjir susulan. Mereka menegaskan bahwa aksi ini murni tuntutan agar air segera keluar dari permukiman.

Sumber: