BETVNEWS,- Sejumlah massa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Perjuangan Rakyat, Kamis (16/8) pagi menggelar unjuk rasa di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu untuk menyampaikan penolakan terhadap berdirinya PLTU Batu Bara yang berada di daerah Teluk Sepang. Dalam unjuk rasa ini massa yang merupakan gabungan dari Kanopi Bengkulu dan Mahasiswa dari Universitas Bengkulu secara tegas menolak keberadaan PLTU yang dianggap hanya menyengsarakan masyarakat. Presiden Mahasiswa Universitas Bengkulu, Syahril Ramadhan mengungkapkan, salah satu contoh kecil dari permasalahan yang muncul atas pembangunan PLTU tersebut ialah mengenai pemasangan paku bumi yang membuat ikan-ikan di kawasan tersebut lari dari habitatnya. "Pemasangan paku bumi misalnya, itu membuat ikan-ikan lari dari tempat nya, padahal sama-sama kita ketahui mata pencarian masyarakat di kawasan tersebut nelayan," terang Syahril. Ia juga menambahkan, sudah seharusnya pemerintah menaati perjanjian iklim paris pada tahun 2015 lalu, yang isinya sepakat untuk melestarikan bumi dengan cara menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat celcius (2C) dan berupaya menekan hingga 1,5 C. "Sudah selayaknya energi bersih dan berkelanjutan dikembangkan sebagai bagian tanggungjawab pelestarian bumi sesuai komitmen pemerintah Indonesia yang menandatangani Perjanjian Iklim Paris pada 2015,” katanya. Adapun tuntutan massa tersebut ialah: 1. Bebaskan Indonesia terutama Bengkulu dari energi kotor, hentikan proyek PLTU Batu Bara Teluk Sepang dan segera beralih ke energi terbarukan. 2. Menuntut negara untuk bertanggung jawab atas akibat buruk dari konstruksi PLTU Batu Bara Teluk Sepang yang dirasakan petani saat ini. 3. Segera tanggulangi anjloknya nilai tukar rupiah dan naiknya harga bahan-bahan pokok serta anjloknya harga komoditas unggulan sawit dan karet sehingga membuat petani terpuruk. 4. Segera tanggulangi kelangkaan BBM bersubsidi. (Yudha Gondrong)
Unjuk Rasa di Simpang Lima, Massa Tuntut PLTU Ditutup
Kamis 16-08-2018,11:53 WIB
Kategori :