Merasa kecewa dengan keputusan Baginda Raja, Abu Jahal lalu menyampaikan keberatan. Pada suatu hari saat Baginda Raja sedang duduk sendirian di singgasananya, Abu Jahal Menghadap dan berkata, "Ampun Paduka yang mulia, hamba izin menghadap."
BACA JUGA:Cerita Lucu Abu Jahal, Pukuli Para Sufi Supaya Berubah Jadi Emas, Ada-ada Saja..
Baginda Raja terkejut melihat Abu Jahal yang tiba-tiba menghadapnya. "Ada apa Abu Jahal? Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Baginda Raja.
"Ampun Paduka yang mulia, hamba rasa Abu Nawas tidak pantas menjabat sebagai penasihat istana, karena menurut hamba, dia tidak tahu apa-apa soal negara. Abu Nawas itu apa keahliannya, cuma melucu," jawab Abu Jahal.
"Tapi bukankah Abu Nawas terkenal cerdik. Dia juga seorang yang jujur," balas Baginda Raja.
"Apakah Paduka sudah meragukan kejujuran saya?" tanya Abu Jahal.
"Bukan seperti itu. Kamu kan sudah menduduki jabatan menteri istana, jadi wajar kalau Abu Nawas yang mengisi jabatan penasihat istana," jawab Baginda Raja.
"Tapi saya lebih berpengalaman Paduka yang mulia, apalagi mengenai kenegaraan juga ahli berperang. Tubuh saya kekar dan perkasa. Lalu saya sudah lama berbakti kepada Baginda Raja. Saya rasa sayalah yang lebih pantas menjadi penasihat istana," ujar Abu Jahal.
Melihat ambisi Abu Jahal yang begitu besar ingin menjadi penasihat istana, Baginda Raja akhirnya membuat keputusan. Ia ingin mengadakan sayembara antara Abu Nawas dan Abu Jahal. Maka dipanggillah Abu Nawas untuk datang ke istana. Singkat cerita Abu Nawas pun menghadap Baginda Raja.