Nabi Uzair mengeluarkan bekal yang ia bawa, kemudian memeras buah anggur untuk diminum sambil merenung tentang keadaan kotanya yang hancur.
Ia berkata pada dirinya sendiri,
"Ya Allah bagaimana caramu menghidupkan orang-orang yang sudah meninggal ini, yang telah menyatu dengan tanah, lalu engkau hidupkan mereka kembali di akhirat untuk diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya."
Matahari bersinar sangat terik menambah rasa lelah dalam diri Nabi Uzair. Hembusan angin sepoi-sepoi membuatnya mengantuk.
Allah SWT yang mendengar ucapan Nabi Uzair, kemudian mengirimkan Malaikat Maut untuk turun ke bumi dan mencabut ruh Nabi Uzair. Sehingga Nabi Uzair tidak sadarkan diri selama berhari-hari dalam keadaan tidur.
BACA JUGA:Ada 8 Nama Surga Menurut Al-Qur'an, Salah Satu Penghuninya Digambarkan dalam Surah Al Hajj Ayat 56
Sementara itu, di kotanya, keberadaan Nabi Uzair dipertanyakan oleh penduduk di kotanya.
Sebagian dari mereka mengira bahwa Nabi Uzair sedang bertafakur di suatu tempat, namun sampai sekarang ia belum kembali.
Hari berganti menjadi minggu. Minggu berganti bulan dan seterusnya, sampai 100 tahun berlalu.
Orang-orang sudah mulai melupakan Nabi Uzair dan tidak membicarakannya lagi.
Setelah satu abad berlalu, jasad Nabi Uzair utuh dan sama sekali tidak berubah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengirimkan malaikat untuk menghidupkan kembali Nabi Uzair yang telah tidur selama 100 tahun.
Matahari bergerak ke arah barat, Nabi Uzair pun terbangun,
"Sudah sore rupanya, tanpa terasa aku tertidur sangat nyenyak di bawah pohon yang rindang ini. Rasanya seperti baru duduk beberapa menit yang lalu," Kata Nabi Uzair.
Tiba-tiba datanglah sesosok malaikat dalam wujud manusia menghampiri Nabi Uzair.
Kemudian malaikat itu memberitahu Nabi Uzair bahwa ia telah tertidur di bawah pohon besar ini selama 100 tahun.