“Gratis aja nggak mau,” tegas Gus Dur.
Selanjutnya, pada waktu yang lain Gus Dur melakukan kunjungan ke suatu daerah bersama beberapa pejabat.
Disinilah kemudian, saat dirinya akan beristirahat, lalu kedatangan tamu seorang perempuan yang mengetuk pintu kamarnya.
Karena tidak mengenal dan mengetahui siapa perempuan tersebut, Gus Dur awalnya mempersilahkan perempuan itu masuk.
Barulah ketika sudah melakukan perbincangan sekira setengah jam, Gus Dur baru memahami kalau perempuan yang bersamanya, adalah yang biasa 'melayani tamu hotel'.
Baru setelah setengah jam ngobrol, saya tahu kalau dia itu adalah wanita yang sengaja dikirim untuk melayani saya,” kata Gus Dur dalam buku Ger-Geran Bersama Gus Dur.
Kemudian Gus Dur memberikan penjelasan kepada perempuan tersebut siapa dirinya.
“Begini, ya, kalau orang lain mungkin bisa. Tapi kalau saya dihadapkan pada situasi seperti ini malah nanti tidak berani melihat muka sendiri di cermin. Bahkan kalau pulang mungkin akan digebuki.”
Ternyata perempuan itu takut jika dia kembali justru akan dimarahi oleh pengirimnya.
Sehingga ia tidak pergi dari kamar Gus Dur. Terpaksa, sebagai jalan keluar, Gus Dur akhirnya membiarkan perempuan itu tidur di kasur dalam kamar hotel, sementara Gus Dur tidur di sofa panjang yang ada di dalam kamar.
Agar tidak menimbulkan fitnah, Gus Dur sengaja membuka pintu kamar hotel sehingga sofa yang dia ditiduri dari luar kamar terlihat.
Kasur yang ditiduri PSK dari luar kamar memang tidak terlihat, tetapi pintu kamar yang dibuka membuat heran banyak orang.