BENGKULU, BETVNEWS - Dalam kurun waktu satu bulan terakhir warga RT 14 RW 1 Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu dikepung kepulan asap dari terbakarnya tumpukan batu bara di stockpile milik PT. MPP, yang berada dekat dengan permukiman warga. Jarak stockpile ke rumah warga kurang dari 20 meter.
Peristiwa terbakarnya batu bara di stockpile ini sering disebut dengan swabakar. Swabakar biasanya terjadi karena kadar kalori batu bara rendah dan terlalu lama terkena panas matahari.
BACA JUGA:146 Orang Masuk Daftar Pemilih Tambahan di Seluma
Rustam Effendi, warga RT 14 Kelurahan Teluk Sepang menjelaskan peristiwa ini sudah terjadi berulang di sekitar kediamannya. Peristiwa tersebut terjadi akibat musim panas yang memantik terbakarnya batubara dan ditambah angin yang kencang sehingga efek swabakar meluas.
BACA JUGA:Tiga Pabrik CPO di Seluma Tak Kunjung Rekrut Karyawan Baru
“Tidak ada upaya dari pemilik stockpile untuk mencoba memadamkan sementara warga tersiksa dengan asap ini karena menyengat,” kata Rustam Effendi di kediamannya Rabu (18/10/2023).
Cimbyo Layas Ketaren, Manager Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia menjelaskan ancaman kesehatan dari senyawa beracun yang akan dirasakan warga RT 14 Kelurahan Teluk Sepang.
BACA JUGA:Pemprov Surati BPH Migas Tambah Kuota Solar Subsidi di Bengkulu
“Batubara yang mengalami swabakar akan melepaskan banyak senyawa kimia, salah satunya Silika dan Arsenik yang bersifat toxic. Silika merupakan penyebab penyakit Silikosis, yaitu penyakit pernafasan yang menyerang paru-paru. Sedangkan Arsenik merupakan senyawa penyebab kanker,” kata Cimbyo.
BACA JUGA:Kampanye di Rumah Ibadah, Kampus dan Kantor Pemerintah Dibolehkan, Ini Kata KPU Bengkulu
Setidaknya terdapat 17 orang dari kalangan orang tua dan anak anak di sekitar RT 14 yang mulai merasakan dampak gangguan kesehatan akibat kepulan asap tersebut.
“Kurang lebih 17 orang dari kalangan bapak bapak, ibu ibu dan anak di sekitar RT 14 mulai merasakan nafas agak sesak, batuk dan tidak enak di tenggorokan,” tambah Rustam.
Menurut Rustam, pihak pemerintahan setempat baik Ketua RT maupun Lurah belum menunjukkan tindakan tegasnya atas peristiwa yang terus berulang ini.