Batik Besurek Bengkulu Menuju Pasar Internasional

Senin 20-11-2017,10:51 WIB

BETVNEWS - Saat ini, hampir tidak ada yang tidak mengenal batik. Semua kalangan mulai dari generasi muda sampai yang tua, dapat membedakan dengan mudah, apa yang disebut dengan batik. Tapi, sudahkan anda tahu, apakah sebenarnya arti batik? Dalam kamus besar bahasa indonesia, Batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus pada kain dengan menggunakan lilin yang dibalut dengan seni lukis. Kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Dengan keanekaragaman seni lukis tersebut, tentunya menghasilkan berbagai kreasi dari setiap daerah. Termasuk Bengkulu yang tak lepas dari kata Besurek. Besurek sendiri berarti bersurat, yang isinya memiliki berbagai makna. Dan sejak kapan, Besurek mulai dikenal di bengkulu? Dari keterangan pemerhati dan pecinta Batik Besurek, Trisna Angraini, Besurek itu muncul bersamaan dengan masuknya agama islam ke bengkulu. Tepatnya di awal tahun 1930 an. Motif kaligrafi arab gundul pun sudah sangat mendominasi kain besurek pada saat itu. Dengan ke khasan itulah, kain Besurek tidak dikenakan dengan luas seperti saat ini, namun dikenakan pada kegiatan yang sakral. Seperti sungkeman ke makam leluhur, acara adat istiadat, hingga pertemuan dengan para bangsawan kerajaan. Sehingga Besurek sangat keramat dan diagungkan. Yang artinya, Besurek hanya dimiliki oleh kaum bangsawa, petinggi, atau pejabat saat itu. Lalu, kapan kain Besurek mulai me masyarakat? Dijelaskan Trisna, titik tolak perkembangan Kain Besurek di Bengkulu terjadi saat kepemimpinan Gubernur Bengkulu, Drs. H. A Razie Yahya. Tepatnya sekitar tahun 80-an. Saat itu, kain Besurek tidak lagi digunakan untuk acara-acara formal saja, namun sudah dipopulerkan ke masyarakat untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan kain Besurek pun semakin menjadi, saat Bengkulu dipimpin oleh Gubernur Suprapto. Dimana hampir seluruh kegiatan adat Bengkulu, sudah mengenakan kain Besurek, untuk dibalutkan pada dirinya. Seiring perkembangan zaman, kain Besurek pun sudah menjadi idola bagi masyarakat Bengkulu. Kain Besurek sudah dimodifikasi dengan berbagai karya, mulai dari fashion bagi kaum wanita dan laki-laki, hingga atribut lain seperti tas, dompet, hingga peralatan rumah tangga yang sudah turut dibalut dengan desain Besurek. Dan sejak era 2000an ini, fashion batik Besurek semakin menjadi-jadi di tangan desainer-desainer handal, dengan banyaknya jenis fashion salah satunya seperti Ready Waer untuk kalangan anak-anak, dewasa, tua, pria hingga wanita. Dan memasuki 2010an hingga sekarang, batik Besurek semakin trendi, dengan gaya kekinian, yang tak lain berkiblat pada desainer nasional dan internasional, mulai dari Yogjakarta, Bandung, hingga Paris, Perancis. Batik Besurek pun telah berubah dan semakin menyatu dengan bengkulu. Karena motif Besurek tak hanya berpaku pada kaligrafi arab gundul, namun juga sudah ditambah dengan ornamen flora dan fauna khas Bengkulu. Seperti bunga Raflesia, dan bunga Kibut. Namun pembuatan batik Besurek Bengkulu, tidaklah semudah yang dibayangkan. Butuh waktu dan ketekunan tinggi, dalam membuat konsep batik Besurek. Ibu Eli merupakan salah satu pembatik besurek Bengkulu, yang masih eksis. Menurutnya, butuh waktu paling cepat 1 minggu, untuk membuat kain batik Besurek dengan kualitas yang bagus. Proses pembuatan panjang ini dimulai dari penulisan desain gambar batik ke dasar kain. Hal inipun tidak mudah karena harus mengetahui posisi bagian motif untuk dada, pundak, hingga posisi untuk tangan. Proses penterjemahan gambar inilah, awal mula konsep pembuatan batik Besurek. Setelah selesai, selanjutnya kain tersebut dicolet dengan lilin, lalu direndam dan diberi warna dasar, untuk kemudian di jemur namun tidak boleh dibawah matahari langsung. Proses panjang inilah, yang membuat kain batik Besurek asli Bengkulu, dijual dengan harga yang mahal. Tidak semua masyarakat, bisa memakai batik Besurek, dengan kualitas bagus tersebut. Bahkan, omset penjualan batik Bengkulu untuk tingkat domestik, tergolong sangat rendah. Namun hal ini berbanding terbalik, dengan kesukaan masyarakat luar Bengkulu. Dengan ke khasan yang ada pada diri batik Besurek, batik Bengkulu ini, sangat diminati oleh orang luar, seperti dari Jakarta, Bandung, hingga masyarakat luar negeri. Hal ini  tampak terlihat dari beberapa pameran batik tingkat nasional, baik yang diadakan di Jakarta, maupun di tempat lain. Stand batik Besurek Bengkulu paling ramai di kujungi para tamu. Mulai dari Presiden, Menteri, Direktur perusahaan ternama, hingga turis mancanegara. Tak sekedar melihat, mereka turut membeli batik tersebut, untuk dipakai di kegiatan-kegiatan resmi mereka. Seperti terlihat saat diadakannya Jogja Expo Center (JEC) di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada bulan oktober lalu. Saat itu, Ketua Dekranasda Provinsi Bengkulu, Derta Wahyulin membatik bersama dengan istri Paku Alam X Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam. Padahal dalam pameran itu, terdapat lebih dari 150 stand pameran batik orisinal berkelas dari berbagai daerah se Indonesia. Upaya untuk membangkitkan batik bengkulu pun sudah dan terus dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi Bengkulu. Sebagai momentum, 18  november sudah dijadikan sebagai hari resmi batik Besurek. Tanggal inipun bersamaan dengan hari lahirnya provinsi Bengkulu. Hal ini menandakan bahwa besarnya harapan, agar batik besurek semakin memasyarakat di tempat kelahirannya. Karena popularitas batik di Bengkulu, tidak seperti popularitas batik di Solo misalnya, yang memang sejak nenek moyang mereka, berasal dari keraton atau kerajaan, sehingga memang sangat familiar dengan batik. Perlu ada upaya terstruktur dan masif, agar batik Besurek ini dapat menjadi identitas, bagi masyarakat provinsi Bengkulu. Yang tidak bisa hanya dilakukan pemerintah provinsi saja. Bak gayung bersambut, Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan, pun sangat antusias turut bersama-sama mempopulerkan batik Besurek Bengkulu. Ia keluar masuk kedutaan besar negara luar, untuk mempopulerkan dan mengajak memakai batik Besurek bengkulu. Seperti Iran, hingga negara yang dikenal “militer” yakni Vietnam dan Rusia. Bahkan pemerintah kota pun sudah memiliki even tahunan, yakni karnaval batik Besurek. Gaung karnaval inipun kedepan semakin diperluas, dengan karnaval batik nasional, hingga karnaval batik internasional. Acara yang dikemas inipun semakin menarik, seperti terlihat saat karnaval batik besurek tahun 2014, 2015 dan 2016, yang dilakukan pemda kota Bengkulu. Bahkan Memesahkan Rekor Muri pada tahun 2015, dengan jumlah peserta terbanyak. Acara ini sangat sukses, menyita perhatian masyarakat bengkulu, hingga masyarakat luar provinsi bengkulu. Dalam parade karnaval ini, kreativitas peserta pun kian menjadi-jadi. Perpaduan antara kesempurnaan motif batik besurek, yang dipadu dengan kreativitas peserta, sangat membuat bangga, masyarakat kota Bengkulu. Mulai dari bentuk duplikat bunga, binatang, hingga gaun nan elok, turut menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat yang menonton. Acara yang melibatkan ribuan anak-anak kota Bengkulu, mulai dari SD, SMP, hingga SMA inipun seakan mengalahkan even tahunan Tabut, yang sudah sejak dulu dilaksanakan. Atas dasar kesuksesan itulah, banyak masyarakat yang berharap karnaval batik besurek dapat semakin di galakkan. Seperti yang disampaikan oleh Tri, masyarakat Tengah Padang Kota Bengkulu. Selain jumlah peserta yang ditingkatkan, ia juga berharap rute perjalanan dipanjangkan. Karena dengan panjangnya rute, maka akan semakin banyak masyarakat yang menonton, dan semakin meriah dengan berbagai atraksi yang memukau. Untuk semakin mempopulerkan batik Besurek kepada para pengunjung, pemerintah kota Bengkulu juga telah memberikan himbauan kepada pemilih hotel dan perusahaan yang ada di Bengkulu agar mewajibkan pemberian ornamen batik di kawasan hotel. Seperti lobby, kamar, hingga karyawan hotel yang turut memakai seragam batik Besurek. Namun, dari itu semua, ternyata hanya segelintir orang saja yang menikmati hasil dari manisnya batik Besurek. Hanya sedikit industri yang menciptakan dan menghasilkan kain batik besurek dengan kualitas bagus. Ditambah dengan rumitnya pembuatan batik besurek, harga yang dijualpun rata-rata cukup tinggi, untuk dibeli oleh masyarakat yang kata BPS, merupakan masyarakat termiskin di pulau Sumatera. Lapangan pekerjaan pun tak banyak. Hanya tersisa ratusan orang saja, yang masih setia menggeluti bidang pengrajin batik ini. Dari semua itu, pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten, harus mampu bersinergi dengan pengusaha Bengkulu untuk bersama-sama secara masif, bergerak mempopulerkan Batik Besurek Bengkulu. Pemerintah harus bisa menciptakan batik Besurek yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Apalagi tantangan MEA saat ini, dimana banyak barang-barang asing (dominasi cina) yang masuk ke indonesia, tak terkecuali Bengkulu. Batik Besurek pun bukan tidak mungkin, akan menjadi sasaran empuk, bagi pebisnis luar negeri, untuk di jajaki. Lalu apa yang bisa kita (masyarakat) lakukan? Mampukah, Batik Besurek, menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri?? Konsumsilah produk-produk lokal, agar mampu menghidupkan perekonomian Bengkulu. Kita pun harus bangga dan bersama-sama memakai produk olahan putra – putri daerah ke tingkat nasional. Ayo.. Bangga Memakai Batik Besurek Bengkulu... Penulis Artikel : Ahmad Zuhri (BETV) Sumber Referensi & Fhoto :

  • Harian Rakyat Bengkulu
  • Harian Bengkulu Ekspress
  • RBTV Online
  • Media Center Provinsi Bengkulu
  • Pedomanbengkulu.com
  • Twitter Batik Besurek
Tags :
Kategori :

Terkait