Pakar Retorika dan Wacana UNIB Ungkap Strategi Kampanye Pilkada untuk Pengaruhi Calon Pemilih

Selasa 17-09-2024,15:46 WIB
Reporter : Robi Jalu
Editor : Wizon Paidi

Akan tetapi, masyarakat kita sebagai masyarakat yang secara budaya masih lekat dengan politik balas budi, maka sebagai paslon perlu memberikan kontribusi kepada masyarakat yang sifatnya sebaiknya menghindari tindakan politik uang (money politics) termasuk menghindari kegiatan bagi-bagi sembako.

BACA JUGA:Lenganmu Berlemak? Ini 5 Kemungkinan Penyebabnya, Salah Satunya Genetik

Komponen retorika dalam berkampanye yang tidak kalah penting yang harus dikuasai oleh setiap paslon yaitu logos. 

Perlu diketahui bahwa logos adalah kumpulan bukti logis atau fakta yang digunakan pembicara atau penulis. 

Untuk memperoleh fakta, paslon bersama tim suksesnya perlu datang ke masyarakat secara langsung, baik melalui komunitas anak muda, paguyuban, mantan pejabat, langsung ke rumah warga, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pendidikan, pasar, petani, pengusaha, dan lainnya untuk memahami permasalahan dan harapan mereka.

Dari masalah dan harapan mereka baru disusun visi, misi, dan program kerja yang berisi solusi dari permasalahan dan harapan setiap golongan masyarakat.

BACA JUGA:Ingin Konsumsi Susu Kambing? Cek 5 Rekomendasi Produk Susu Kambing Terbaik Ini

Visi yang baik harus memiliki bahasa yang mencerminkan cita-cita selama lima tahun ke depan secara jelas, terukur, dan berbasis solutif. 

Visi biasanya diawali dengan kata 'menjadikan', 'terwujudnya', atau 'terciptanya' dan sebaiknya diakhiri dengan mencantumkan tahun sebagai target yang terukur. Begitupun misi yang disusun harus sesuai dan mendukung pencapaian visi yang disusun secara jelas. 

Misi biasanya diawali dengan kata 'menjadikan', 'mewujudkan', 'terciptanya', 'meningkatkan', 'mempercepat', 'memperluas', 'megembangkan', dan lainnya. Misi yang baik tentunya harus menghadirkan solusi dari setiap masalah yang dihadapi setiap golongan dan profesi masyarakat.

BACA JUGA:Cek di Sini, 6 Daftar Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Kembali, Picu Penyakit Kronis dalam Tubuh

Begitupun program kerja yang disusun oleh paslon harus merupakan program kerja yang diturunkan dari misi dan secara realistis dapat dilaksanakan dan sesuai dengan kebutuhan yang mewakili setiap golongan dan profesi masyarakat. 

Program kerja yang baik bisa disusun dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang diintegrasikan dalam bentuk singkatan atau akronim sehingga lebih menarik dan lebih mudah diingat oleh masyarakat sebagi calon pemilih. 

Khusus untuk genarasi milenial yang jumlah pemilihnya sebesar 53,13 persen, maka visi, misi, dan program kerja harus disampaikan kemedia-media sosial secara masif baik melalui Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, dan WhatsApp. 

Hal ini dilakukan karena generasi milenial berinterasi lebih banyak. secara daring melalui media sosial tersebut, berbeda dengan generasi kolonial atau generasi baby boomer yang masih dominan berinteraksi sosial secara luring melalui komunitas, paguyuban, rapat, atau arisan.

BACA JUGA:Membanggakan! Naura Vanessa Sandia Asal Bengkulu Juara Little Miss Tionghoa Indonesia

Kategori :