BENGKULU, BETVNEWS - Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut., M.Si., mengingatkan petani sawit di Bengkulu untuk menghindari penggunaan bibit sawit dari hasil persemaian sendiri.
Menurutnya, kualitas bibit sawit dari persemaian sendiri sangat berbeda dibandingkan bibit unggul bersertifikat, yang berdampak langsung pada produktivitas tandan buah segar (TBS) kelapa sawit per hektar.
“Secara kualitas, bibit hasil semai sendiri tidak sebanding dengan bibit unggul bersertifikat. Oleh karena itu, penggunaan bibit dari persemaian sendiri harus dihindari,” ujar Rizon.
Bibit kelapa sawit unggul bersertifikat, seperti merek Simalungun, Yangambi, dan Sriwijaya, telah teruji mampu menghasilkan produksi buah sawit yang tinggi.
BACA JUGA:8 Manfaat Minyak Kelapa bagi Kesehatan Rambut yang Perlu Diketahui, Cek di Sini
Dalam kondisi optimal, bibit unggul ini mampu memproduksi minimal 4 ton TBS per hektar.
Sebaliknya, bibit hasil persemaian sendiri hanya mampu menghasilkan maksimal 800 kilogram hingga 1 ton per hektar, bahkan dalam kondisi terbaik sekalipun.
“Investasi dalam bibit kelapa sawit unggul bersertifikat adalah langkah bijak yang akan memberikan hasil berlipat ganda bagi petani kita. Pilihan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung peningkatan pendapatan,” jelas Rizon.
Rizon menekankan bahwa penggunaan bibit unggul bersertifikat adalah langkah strategis yang harus dilakukan oleh petani kelapa sawit di Bengkulu.
BACA JUGA:Rawat Kulit Cantikmu dengan Minyak Kelapa, Cek 5 Caranya di Sini, Mudah dan Gampang Dilakukan!
BACA JUGA:Minyak Kelapa Dapat Memicu Efek Samping, Cek di Sini 6 Dampak Buruknya untuk Wajah
Bibit bersertifikat tidak hanya menjamin kualitas, tetapi juga memberikan keuntungan jangka panjang yang lebih besar bagi petani.
Dengan menyadari pentingnya pemilihan bibit unggul bersertifikat, petani kelapa sawit di Bengkulu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan mereka secara signifikan.