Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Ekoteologi dan Krisis Lingkungan: Refleksi Sosial atas Banjir dan Longsor di Sumatera

Ekoteologi dan Krisis Lingkungan: Refleksi Sosial atas Banjir dan Longsor di Sumatera

Prof. Dr. Samsuddin (Guru Besar Sosiologi Agama, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu)--(Sumber Foto: Tim/Betv)

Selanjutnya peran Masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan dapat dimaksimalkan menjadi pusat edukasi lingkungan. Dakwah dan khutbah Jumat tidak hanya berbicara soal ibadah personal, tetapi juga tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi (Nasaruddin Umar, 2024).

BACA JUGA:Retreat Merah Putih Ajang Peningkatan Ilmu dan Iman ASN Pemprov Bengkulu

Ekoteologi Islam mendorong umat untuk bersikap kritis terhadap model pembangunan yang merusak, serta aktif membela kelompok rentan yang menjadi korban krisis lingkungan. Dengan demikian, Islam hadir sebagai kekuatan moral yang membela kehidupan, bukan sekadar narasi simbolik. 

Banjir dan longsor di Sumatera seharusnya menjadi momentum untuk membangun kesalehan baru, yakni kesalehan ekologis. Kesalehan ini tidak hanya diukur dari ritual keagamaan, tetapi juga dari sejauh mana manusia mampu menjaga keseimbangan alam dan menegakkan keadilan sosial. 

Dalam perspektif ekoteologi Islam, merawat bumi adalah bagian dari iman (Deklarasi Istiqlal, 2024). Tanpa perubahan cara pandang terhadap alam, bencana akan terus berulang dan penderitaan akan semakin meluas. 

Sudah saatnya iman diterjemahkan menjadi tindakan nyata untuk menjaga kehidupan bersama di bumi Indonesia dan umumnya dilakukan secara global.

Oleh: Samsuddin (Guru Besar Sosiologi Agama, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu)

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: