Kuy Tambah Wawasan! Ini 5 Wisata Sejarah yang Ada di Jogja

Kuy Tambah Wawasan! Ini 5 Wisata Sejarah yang Ada di Jogja

Foto merupakan ilustrasi.--(Sumber Foto: tripjogja.co.id)

BETVNEWS - Hadirkan wisata sejarah yang ada di Jogja yang dapat menambah wawasanmu, 5 di antaranya bisa cek di sini.

Tidak hanya destinasi alam, Jogja juga punya wisata sejarah yang dapat menjadi bahan referensi untuk dijelajahi.

BACA JUGA:Awas!!! Jangan Sampai Menyesal, Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Langsungkan Pernikahan

Jogja sebagai salah satu kota yang banyak menjadi sasaran pariwisata untuk menjelajahi wisatanya. Tak heran jika Jogja populer di kalangan wisatawan.

Banyak yang dapat dijelajahi ditambah lagi dengan destinasi kuliner yang ada di Jogja. Berikut ini 5 wisata sejarah yang ada di Jogja, yakni:

BACA JUGA:BBM Terkontaminasi Air, Segini Harga Kuras Tangki Bensin Mobil

1. Museum Monumen Jogja Kembali

Monumen Jogja Kembali merupakan salah satu museum sejarah yang sangat terkenal di Jogja, kemudian wisata ini dibangun pada 29 Juni 1985.

Tak hanya terkenal sebagai wisata sejarah, museum ini juga menyajikan tempat sebagai spot foto sehingga monumen tersebut masih dikenal dengan baik.

BACA JUGA:Keutamaan Sholat Dhuha Lengkap Dengan Niat dan Tata Caranya, Cek Informasinya di Sini

Dibangunnya monumen ini sebagai kemenangan atas perebutan Jogja dari tangan penjajah Belanda kala itu, hingga inilah tanda yang menjadi tujuan terbentuknya museum tersebut.  

Peristiwa tersebut terjadi pada 29 Juni 1949, kemudian Bapak Kolonel Soegiarto menggagas untuk mendirikan  museum ini.

BACA JUGA:Heboh Pertalite Campur Air di Karawang, Begini Penjelasan Pertamina

Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 6 Juli 1989,  museum ini di bangun dengan lahan seluas 49.920 m kuadrad.

Penempatan batu pertama monumen yang tingginya 31,8 meter oleh HB IX yang pada saat itu sudah melakukan upacara tradisional penanaman kepala kerbau. Selanjutnya peletakkan trersebut mengikuti budaya Jogja.

BACA JUGA:Jangan Panik, Begini Cara Mencegah Korsleting Listrik di Rumah

Sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja area monument dapat terlihat, para pengunjung akan menemukan replika Pesawat Cureng yang ada di dekat pintu timur serta dari pintu berat ada replika Pesawat Guntai.

BACA JUGA:Angkringan Puncak Bibis Jogja Sajikan Pesona Kuliner Dengan Harga Terjangkau, Cek di Sini

Selain itu, ada kolam (jagang) yang mengelilingi monumen yang dibagi dengan empat jalan menuju bangunan utama.

Monumen Jogja Kembali atau dikenal dengan nama Monjoli ini, berlokasi di Dusun Jongkang, Keluruhan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, kemudian.  

BACA JUGA:Polisi Gadungan yang Ditangkap Kasus Penggelapan, Ternyata Positif Konsumsi Sabu, Hukuman Bertambah?

2. Museum Perjuangan Jogja

Sebagai salah satu penanda sejarah di Hari Kebangkitan Nasional yang dipelopori oleh Dr. Sutomo, pada 20 Mei 1908.

Di tanggal yang sama terlahir pergerakan Budi Utomo dan ia sebagai pendiri bersama para mahasiswa STOVIA Jakarta hal tersebut dijadikan Hari Kebangkitan Nasional.

BACA JUGA:Resmi Dilantik Hari Ini, Lalu Apa Tugas dan Wewenang PPK Dalam Pemilu? Ini Penjelasannya

Dengan perpaduan gaya arsitektur zaman kekaisaran Romawi Kuno dan bentuk candi yang ada di bawahnya, Gedung Museum Perjuangan Yogyakarta ini pada bangunannya berbentuk melingkar seperti silinder terkenal dengan istilah Ronde Tempel.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Hitungan Jam, Polisi Amankan Siswa Cabul

Perhatikan pada bagian atap gedung museum tersebut, akan terlihat seperti topi baja terdiri dari 5 buah banbu runcing yang berdiri di atas bola dunia.

Para pengunjung dapat menemukan pintu masuk utama di bagian depan gedung yang langsung tiba di lantai II.

BACA JUGA:Ratusan Warga Gelar Demo, Sepakat Tolak Replanting dan Perpanjangan HGU PT Bio

Dari lantai II tersebut para pengunjung dapat melihat interior yang ada di gedung ini, selain itu terdapat banyak jendela sebagai jalur cahaya matahari sejumlah 45 buah.

Pada lantai utama tersebut juga memiliki banyak koleksi benda-benda perjuangan, seperti ada barang yang pernah digunakan oleh Presiden Soekarno yakni meja dan peralatan makan.

BACA JUGA:Bahaya Kendaraan yang Diisi BBM Bercampur Air, Berkarat hingga Mati Mesin

Selanjutnya juga ada peninggalan sepeda tua, alat komunikasi radio perjuangan dan tas milik Bung Hatta.

Museum ini terletak di Jl. Kolonel Sugiyono No.24, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BACA JUGA:Resmi Dilantik Hari Ini, Lalu Apa Tugas dan Wewenang PPK Dalam Pemilu? Ini Penjelasannya

3. Museum Pergerakan Wanita

Dibangunnya Museum Pergerakan Wanita ini sebagai penghargaan di mana adanya kiprah perjuangan kaum perempuan Indonesia.

Hal tersebut dalam rangka diperingatinya Kongres Perempuan I pada 1928 di Yogyakarta.

BACA JUGA:Polisi Gadungan yang Ditangkap Kasus Penggelapan, Ternyata Positif Konsumsi Sabu, Hukuman Bertambah?

Dipelopori oleh Ibu Sri Mangunsarkoro di Kongres Wanita Indonesia dibangunlah monumen tersebut untuk pertama kalinya pada 1952 di Bandung.

Kemudian, penempatan batu pertama pembangunan gedung induk ini tepat dengan adanya peringatan 40 tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia.

BACA JUGA:Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, 3 Kader Partai Nasdem Terancam Didepak?

Secara bertahap, pembangunan tersebut dibuat yang mana setelah itu disesuaikan dengan dana yang masuk.

Selanjutnya pada 33 Desember 1983, Gedung Monumen Wanita Indonesia diresmikan oleh Presiden Soeharto.

BACA JUGA:Aniaya Tetangganya Sendiri, Ibu dan Anak Ditangkap Polisi

Berikut ini Rincian yang ada pada bangunan tersebut:

- Bangunan Balai Shinta yang merupakan bangunan pendopo joglo.

- Balai Srikandi yang dikhususkan sebagai Museum Pergerakan Wanita Indonesia.

- Balai Kunthi dan Balai Utari sebagai ruang pertemuan.

BACA JUGA:BNNP Musnakan 27,69 Gram Ganja Kering, Ini Penjelasannya

- Wisma Arimbi, lantai atasnya sebagai tempat penginapan dan lantai bawah untuk rapat atau perkuliahan.

- Wisma Sembodro, tempat bangunan yang digunakan sebagai penginapan.

BACA JUGA:Curi Dompet Berisi Handphone dan Uang, Warga Seginim Dibekuk Polisi

Lokasi Museum Pergerakan Wanita Indonesia I berada di Jl. Laksda Adisucipto No.88, Demangan Baru, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini buka dari Senin hingga Kamis.

BACA JUGA:6 Manfaat Sholat yang Wajib Diketahui, nomor 1 dan 6 Ini Banyak Dicari

4. Museum Benteng Vredeburg


Bangunan ini dibangun pada 1765 oleh Pemerintah Belanda, yang menjadi banteng pertahanan dapat dilihat dari bangunannya yang berbentuk seperti menara pengawas pada keempat sisi dan mengelilingi parti memutar.

BACA JUGA:Ratusan Warga Gelar Demo, Sepakat Tolak Replanting dan Perpanjangan HGU PT Bio

Benteng Vredeburg ini, sejak didirikan hingga sekarang sangat jelas mengalami perubahan fungsi yakni:

- Sebagai banteng pertahanan pada 1760-1830

- Sebagai markas militer Belanda dan Jepang pada 1830-1945

- Sebagai markas militer RI pada 1945-1977

BACA JUGA:Resmi Dilantik Hari Ini, Lalu Apa Tugas dan Wewenang PPK Dalam Pemilu? Ini Penjelasannya

Selain itu, bangunan cagar budaya yang berada kurang lebih 2100 m kuadrad, kemudian museum ini memperoleh beberapa koleksi yakni:

-Diorama perjuangan bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 1945 hingga era Orde Baru

-Terdapat benda-benda serjarah, seperti foto-foto dan lukisan tentang perjuangan era pra kemerdekaan, perang kemerdekaan dan setelah merdeka

BACA JUGA:Polisi Gadungan yang Ditangkap Kasus Penggelapan, Ternyata Positif Konsumsi Sabu, Hukuman Bertambah?

-Ada bangunan-bangunan Belanda yang diperbarui sesuai dengan bentuk aslinya

Museum Benteng Vredeburg ini berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No.6, Yogyakarta

5. Monumen Serangan Umum Sebelas Maret

Monumen ini didirikan sebagai mengenang serangan besar-besaran pada saat itu, hingga berhasil direbut kembali oleh Jogja.

BACA JUGA:Mantan Kades Lubuk Tunjung Dituntut 3 Tahun Penjara, Rp506 Juta Kerugian Negara Harus Dikembalikan

Didirikan pada 1 Maret 1949 sebagai memperingati serangan tentara Indonesia kepada Belanda.

Sebagai upaya untuk meyakinkan pada dunia bahwa Negara Indonesia masih ada, serangan tersebut dipimpin oleh seorang Bawahan dari Panglima Besar Jendral Soedirman yakni Letkol Soeharto. Kemudian, yang memperkasai serangan umum itu adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

BACA JUGA:Profil AKBP Bambang Kayun, Tersangka Dugaan Kasus Suap dan Gratifikasi Total Rp56 Miliar, Cek di Sini

Monumen Serangan Umum 1 Maret ini berada di sekitar Museum Benteng Vredeburg yang tepatnya berada di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Kota Yogyakarta berhasil ditempati oleh TNI saat peperangan yang terjadi selama 6 jam sampai pukul 12.00.

BACA JUGA:Usai Digrebek Bersama Wanita Lain, Oknum ASN di Bengkulu Utara Didenda

Kemudian, moril TNI semakin meningkat karena keberhasilan Serangan Umum 1 Maret tersebut, sehingga propaganda yang dijalankan Belanda dapat dipatahkan.

Monumen Serangan Umum Sebelas Maret ini berada di Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BACA JUGA:Perwira Polisi, Ditangkap KPK Terkait Dugaan Kasus Suap dan Gratifikasi

Inilah sederet wisata sejarah yang dapat kamu jadikan referensi untuk berkeliling, semoga bermanfaat.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: