Jejak Gus Dur: Kisah Sang Guru, Menjadi Kepala Madrasah

Jejak Gus Dur: Kisah Sang Guru, Menjadi Kepala Madrasah

Gus Dur, Sang Guru Bangsa Pemimpin Indonesia.--(Sumber Foto: Tim/Ist/Betv).

BETVNEWS - Kisah Sang guru, menjadi Kepala Madrasah.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Gus Dur (Abdurrahman Wahid), Presiden ke 4 Republik Indonesia tersebut, memang banyak sekali meninggalkan kenangan baik untuk negeri ini.

Sang inspirator bagi umat muslim di Indonesia, yang hingga pada masa akhirnya sangat disayangi oleh para pengikutnya.

BACA JUGA:Kisah Orang sholeh Hendak Masuk Neraka, Ini Respons Malaikat Ridwan!

Tentu sudah tidak ada yang asing lagi kisah sang Gus Dur, yang menjadi pemimpin di Negeri ini.

Namun mungkin banyak yang belum tahu, ketika Gus Dur menjadi seorang Kepala Madrasah, karena ini merupakan kisah semasa mudanya.

Cerita ini bermula saat Gus Dur melanjutkan belajar ke Pesantren Tambakberas pada 1959-1963. Ia belajar ke KH Abdul Fattah Hasyim, pendiri Madrasah Muallimin Tambakberas. Madrasah ini berdiri pada tahun 1953.

BACA JUGA:Kisah Juhainah, Orang Terakhir yang Keluar dari Neraka dan Masuk Surga

Berdasarkan catatan Greg Barton (Greg Barton, 2003: 50), Gus Dur di Tambakberas belajar di madrasah Muallimin. Greg menyebutnya dengan madrasah modern.

Tidak hanya menjadi santri di Muallimin, Gus Dur juga menjadi guru bagi adik-adik kelasnya untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Di kelas bahasa Inggris inilah Gus Dur bertemu Hj Sinta Nuriyah.

Ketika sudah lulus Madrasah Muallimin, Gus Dur diminta oleh Kiai Fattah untuk menjadi kepala Madrasah Muallimin karena dipandang sangat layak untuk menempati posisi itu.

BACA JUGA:Kisah Nabi Uzair, Dibangkitkan Kembali Setelah Tertidur Selama 100 Tahun

"Selama tahun pertamanya, ia mendapat dorongan untuk mulai mengajar. Ia kemudian mengajar di madrasah modern yang didirikan dalam kompleks dan juga menjadi kepala sekolahnya," tulis Greg Barton.

Dari kesaksian guru Madrasah Muallimin, Ustadz Risalatul Aminin di era Gus Dur madrasah ini ditempuh dalam jangka empat tahun. Didirikan untuk mencetak guru-guru agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: