KPU

Akademi UNIB Ungkap Strategi Memenangkan Suara Gen Z di Pilkada 2024

Akademi UNIB Ungkap Strategi Memenangkan Suara Gen Z di Pilkada 2024

Dr. Alfarabi, MA, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu (UNIB)--(Sumber Foto: Ilham/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Menjadi ceruk suara yang signifikan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024, keberadaan Generasi Z, termasuk pemilih pemula, menjadi incaran utama bagi pasangan calon. 

Pemilih Gen Z, yang berusia 17 hingga 27 tahun pada hari pemilihan (lahir antara 1997-2012), seringkali memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap politik, sehingga memerlukan pendekatan khusus untuk mendapatkan dukungan mereka.

Dr. Alfarabi, MA, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu (UNIB), menjelaskan bahwa Gen Z memiliki potensi suara yang besar, namun pendekatan untuk menarik perhatian mereka harus berbeda.

BACA JUGA:DISUKA Bakal Hapus Pemotongan Zakat ASN Pemkot Bengkulu

BACA JUGA:Tidak Hanya Maag, Ini Penyebab Lain Perut Kembung yang Perlu Kamu Ketahui

“Gen Z tidak mengalami pendidikan politik yang memadai,” ungkapnya.

Kurangnya pemahaman politik di tingkat SMA, di mana sebagian besar melanjutkan ke perguruan tinggi, membuat Gen Z memiliki pandangan negatif terhadap politik.

BACA JUGA:Dewi Coryati Angkat Bicara Soal Pemotongan Beasiswa PIP/KIP di Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Yosia Yodan Siap Maju sebagai Calon Ketua Umum HIPMI Provinsi Bengkulu 2024-2027

Mereka sering menganggap politik sebagai arena yang buruk dan tidak menepati janji, yang menyebabkan ketertarikan mereka terhadap politik menjadi berkurang.

“Jika pandangan negatif ini terus ditanamkan, mereka akan merasa enggan untuk memilih. Pendidikannya justru mengarahkan bahwa politik tidak baik, namun mereka diminta untuk menggunakan hak suara,” tambahnya.

BACA JUGA:Kusmito Gunawan Sebut APBD 2025 Mulai Dibahas Pertengahan Oktober

BACA JUGA:Paman Bejat di Seluma Ditangkap, Berulang Kali Cabuli Keponakan Sendiri

Saat kesadaran politik belum terbentuk, pilihan mereka seringkali dipengaruhi oleh teman, orang tua, atau bahkan politik uang, yang berujung pada apatisme atau golput.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: