KPU

Petani Sawit di Seluma Keluhkan Hasil Panen Menurun dan Harga Pupuk Mahal

Petani Sawit di Seluma Keluhkan Hasil Panen Menurun dan Harga Pupuk Mahal

Meskipun harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kini relatif tinggi, para petani di Kabupaten Seluma masih menghadapi kesulitan besar. --(Sumber Foto: Julyan/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Meskipun harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kini relatif tinggi, para petani di Kabupaten Seluma masih menghadapi kesulitan besar. 

Mereka mengeluhkan hasil panen yang tidak sebanding dengan biaya produksi, yang semakin memberatkan kondisi ekonomi mereka.

BACA JUGA:BTPN Syariah Salurkan Rp37 Miliar ke 17 Ribu Nasabah di Bengkulu, Ini Cara Dapat Modal Usahanya

Musim ngetrek, fenomena yang menyebabkan pohon kelapa sawit tidak berbuah atau hanya mengeluarkan putik, menjadi salah satu masalah utama. Fenomena ini masih terjadi hingga saat ini, sehingga mengakibatkan hasil panen menurun drastis. 

Seperti yang dialami oleh Sunadi, seorang petani sawit di Desa Talang Tinggi, Seluma Barat. Ia mengungkapkan, beberapa bulan terakhir, hasil panen kebunnya turun signifikan. 

BACA JUGA:Dukungan Dempo Xler ke Rohidin-Meriani, Pastikan Kemenangan di Pilgub Bengkulu 2024

"Dulunya, satu hektar lahan sawit bisa menghasilkan hingga satu ton TBS. Namun sekarang, akibat musim ngtrek hasilnya hanya sekitar 200 hingga 400 kilogram per hektare," ujar Sunadi, Sabtu 23 November 2024.

Selain itu, tingginya harga pupuk non-subsidi juga menjadi beban tambahan. pupuk yang dibutuhkan untuk mendongkrak hasil produksi sawit, terutama untuk melewati masa ngetrek kini dihargai Rp500 ribu per 50 kilogram.

BACA JUGA:Pimpinan DPRD Seluma Belum Putuskan Soal Fasilitas Mobil Dinas

Petani kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga semahal itu, sementara penggunaan pupuk sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Meski harga TBS saat ini berada di kisaran Rp2.700 per kilogram, petani tetap merasa tidak mendapatkan keuntungan yang sepadan. Dengan harga pupuk yang melonjak, biaya produksi semakin tinggi, sehingga pendapatan yang diperoleh dari penjualan TBS tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran mereka.

BACA JUGA:Bawaslu Periksa Saksi Dugaan Mobilisasi Ketua RT/RW se-Kota Bengkulu Oleh Paslon Helmi-Mian

Sunadi berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas masalah ini, mengingat mayoritas petani sawit di Seluma adalah kalangan ekonomi menengah yang semakin tertekan. 

“Kami harap ada kebijakan yang menurunkan harga pupuk atau memberikan subsidi agar kami bisa kembali berproduksi secara optimal tanpa terbebani biaya yang terus membengkak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: