KPU

Pemprov Bengkulu Gencarkan Penanganan Stunting, Tingkatkan Sinergi OPD Perkuat Promosi Preventif

Pemprov Bengkulu Gencarkan Penanganan Stunting, Tingkatkan Sinergi OPD Perkuat Promosi Preventif

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, H. Moh. Redhwan Arif, S.Sos., MPH.--(Sumber Foto: Jalu/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi BENGKULU, H. Moh. Redhwan Arif, S.Sos., MPH, menyatakan bahwa pada tahun 2025, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanganan stunting di Provinsi BENGKULU akan bersinergi untuk memperkuat promosi preventif.

Langkah ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Bengkulu

“Pencegahan stunting harus dimulai dari usia remaja atau bahkan sejak jenjang pendidikan menengah atas,” terang Redhwan Arif.


Pada tahun 2025, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanganan stunting di Provinsi Bengkulu akan bersinergi untuk memperkuat promosi preventif.--(Sumber Foto: Jalu/BETV)

BACA JUGA:Distan Pastikan Kabupaten Seluma Tetap Surplus Beras

Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan kesehatan anak secara individu, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan perkembangan sosial-ekonomi jangka panjang.

Fenomena stunting di Indonesia, yang prevalensinya pada 2023 masih mencapai 21,5%, berada di atas ambang batas WHO sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa dua dari sepuluh anak di Indonesia masih mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis.

Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan otaknya, yang berujung pada kemampuan belajar di bawah rata-rata.

BACA JUGA:DKP Seluma Pastikan Stok Beras Jelang Nataru Tercukupi

Redhwan menjelaskan, salah satu faktor utama tingginya angka stunting di Indonesia adalah kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan primer dan konsumsi gizi yang kurang memadai, terutama pada keluarga dengan ekonomi rendah.

Selain itu, kekurangan asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun—dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang tidak dapat diperbaiki.

“Kurangnya edukasi mengenai pola makan seimbang, pentingnya menyusui eksklusif, serta pola asuh juga turut memperburuk permasalahan stunting ini,” tambahnya.

BACA JUGA:Peringati HUT ke-25, DWP Provinsi Bengkulu Menuju Indonesia Emas 2045

Dalam upaya percepatan penurunan stunting, pemerintah telah menetapkan lima pilar strategi nasional, yakni:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: