Angka Kecelakaan Meningkat di Seluma, Butuh Tambahan Pos Lantas dan Pelebaran Jalan

BENGKULU, BETVNEWS - Kasat Lantas Polres Seluma Iptu Gema Pipi Arizon menyebut pendirian pos lantas di setiap titik-titik rawan kecelakaan saat ini sangat diperlukan.

Hal ini dikarenakan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Seluma dan pengguna kendaaran yang semakin lama terus meningkat.

Sehingga sangat diperlukan pendirian pospol lantas. Jarak jangkauan yang sangat jauh pun menjadi kendala Satlantas Polres Seluma dalam melakukan pemantauan arus lalu lintas maupun menangani kecelakaan.

"Memang dengan semakin meningkatnya pengguna kendaraan dan tingginya angka laka lantas ini, sangat perlu Anggota Satlantas untuk memantau setiap harinya. Apakah nanti akan kita dirikan pos lantas atau bergabung di Polsek dengan anggota lainya, " kata Iptu Gema, Jumat 10 Januari 2024.

BACA JUGA:Jangan Dibuang, Rambut Jagung Ampuh Mengobati 6 Masalah kesehatan Ini, Cek Manfaat Air Rebusannya

BACA JUGA:Intip Sederet Manfaat Bunga Mawar Untuk Obat Tradisional, Bisa Bantu Atasi Nyeri Haid, Lho!

Satlantas Polres Seluma pun telah melakukan beberapa upaya pencegahan seperti  edukasi tentang peraturan lalu lintas ke sekolah yang ditujukan kepada siswa SMA.

Lalu pemasangan rambu lalu lintas di titik-titik rawan kecelakaan serta berbagai kegiatan imbauan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Langkah kedepannya Satlantas Polres Seluma akan mengupayakan pelebaran jalan nasional dan mendirikan pos lalu lintas guna menekan angka laka lantas.

"Jalan nasional kita inikan sempit dan bergelombang, jadi ini sangat perlu pelebaran jalan dan perbaikan. Lalu pos lantas juga sangat dibutuhkan untuk memantau lalin," sambungnya.

BACA JUGA:7 Efek Samping Kacang Pistachio Ini Jarang Diketahui

BACA JUGA:Teh Jahe Ini Ampuh Bikin Nyeri Haid Hilang, Cek Manfaatnya di Sini

Diketahui, berdasarkan data kecelakaan dalam kurun waktu dua tahun terakhir, di 2023 angka laka lantas telah mencapai 85 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 26 orang.

Sedangkan di 2024 dari 87 kasus semuanya 60 persen terjadi di wilayah Sukaraja. 

Sumber: