Potret Guru Honorer di Benteng
BETVNEWS, - Sejak 16 tahun terakhir, Desi Eka Putri bekerja sebagai guru honorer di SDN 39 Bengkulu Tengah, yang terletak di desa Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung. Untuk menuju ke sekolah, ia harus menumpang kendaraan angkutan batu bara karungan, lantaran akses jalan menuju sekolah tidak dapat dilewati kendaraan biasa. Mirisnya, walaupun untuk menuju ke desa tersebut butuh perjuangan, namun hanya digaji sebesar Rp. 350 ribu untuk satu bulan. "Untuk menuju ke sekolah, kami harus menumpang kendaraan angkutan batu bara karungan, demikian untuk pulang sekolah membutuhkan waktu berjam-jam untuk menunggu tumpangan, hal tersebut kami lakukan demi memberikan ilmu ke siswa di desa tanjung raman," ungkap Desi. Di sekolah ini, hanya ada sembilan guru, dan hanya tiga diantaranya ASN, sedangkan enam lainnya merupakan tenaga honorer yang telah mengabdi lebih dari 10 tahun. Dengan kondisi sekolah yang terletak di pedalaman tersebut, guru honorer inilah yang diandalkan pihak sekolah selama bertahun-tahun. Bahkan belum ada perhatian khusus dari Pemerintah Daerah, terhadap tenaga honorer yang berada di pedalaman. "Sejak tahun 2010 lalu, kondisi jalan memang menjadi kendala para guru untuk mengajar, apabila guru berstatus ASN tidak dapat masuk lantaran terkendala dengan akses jalan, maka kami hanya mengandalkan para tenaga honorer," sampai Muslimin, Kepala Sekolah SDN 39. Lantaran tenaga pengajar berstatus honorer ini sangat diperlukan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah, merasa keberatan dengan adanya wacana penghapusan tenaga honorer tersebut. "Saya rasa memang guru honorer ini sangat dibutuhkan, jadi terkait dengan wacana penghapusan tenaga honorer tersebut, tentu akan sangat berdampak terhadap pendidikan," tegas Saidir. (Ronal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: