Inflasi Bengkulu Juli 2025 Tercatat 1,01 Persen, Sumbangan Terbesar dari Kelompok Makanan
Inflasi Bengkulu Juli 2025 Tercatat 1,01 Persen, Sumbangan Terbesar dari Kelompok Makanan--(Sumber Foto: Ilham/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi BENGKULU mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) Provinsi BENGKULU pada Juli 2025 sebesar 1,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,04.
Inflasi ini disumbang terutama oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,72 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini tergolong relatif stabil jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
“Inflasi y-on-y Provinsi Bengkulu di bulan Juli 2025 mencapai 1,01 persen. Sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi tertinggi, terutama dari komoditas beras, daging ayam ras, dan rokok kretek filter,” ungkap Win Rizal, Jumat 1 Agustus 2025.
BACA JUGA:Alat Berat DLHK Bengkulu Selatan Kembali Beroperasi, Penataan TPA Kayu Arau Dimulai
BACA JUGA:Daging Bangkai Beredar di Bengkulu Selatan, Distan Tegaskan Sidak Bukan Tugas Mereka
Secara spasial, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 1,02 persen dengan IHK 107,23. Sementara Kabupaten Muko Muko mencatat inflasi sebesar 1,01 persen dengan IHK 106,46.
Dalam catatan BPS, kelompok pengeluaran lain yang turut memberi andil terhadap inflasi di antaranya adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,30 persen), pendidikan (0,16 persen), serta transportasi (0,03 persen).
Namun terdapat pula kelompok yang mengalami deflasi, seperti perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (-0,02 persen), serta informasi, komunikasi dan jasa keuangan (-0,16 persen).
“Kondisi ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga, meskipun ada tekanan harga dari beberapa komoditas tertentu," ujar Win Rizal.
BACA JUGA:Obati DBD dengan Konsumsi Air Rebusan Daun Pepaya, Cek Manfaat Lainnya di Sini
BACA JUGA:Buah Pepaya Tidak Boleh Dikonsumsi 5 Kelompok Orang Ini, Cek Siapa Tahu Kamu Salah Satunya
Ia berharap data ini dapat menjadi rujukan penting bagi pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam merespons dinamika ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan harga kebutuhan pokok dan strategi pengendalian .
"Kami akan terus memantau perkembangan ini sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah,” tutup Win Rizal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

