SELUMA, BETVNEWS - Kodim 0425 Seluma melaksanakan sosialisasi upaya mencegah terjadinya konflik sosial, antara masyarakat dan pihak perusahaan di kawasan Kabupaten Seluma, pada Rabu 26 Oktober 2022.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Staf Intelijen Mabes TNI AD Letkol Inf Imir Faishal, Kapten CKU Santoso dan Serda Mardoni. Sosialisasi ini diikuti oleh beberapa Ormas, komponen masyarakat dan Media massa.
Disampaikan Komandan Kodim 0425 Seluma Letkol Inf Syafrinaldi, bahwa dalam rangka mencegah konflik antara masyarakat dan pihak perusahaan, peran seluruh stakeholder dan sinergitas bersama media massa sangatlah penting.
Oleh karena itu, dalam kegiatan sosialisasi tersebut Letkol Inf Syafrinaldi mengajak, agar semuanya saling bersinergi untuk bersama-sama mencegah terjadinya konflik tersebut.
"Tujuan kita tidak lain, bagaimana kemudian bersama-sama kita bisa meredam cikal bakal terjadinya konflik, oleh karena itu sinergi ini sangatlah penting untuk mengatasi konflik sosial," ungkap Letkol Inf Syafrinaldi, Rabu 26 Oktober 2022.
BACA JUGA:Rumah Mantan Wabup Seluma Disatroni Pencuri, Ternyata Pelakunya Orang Dalam
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Seluma Dadang Kosasi menjelaskan, bahwa sampai saat ini potensi terjadinya konflik antara perusahaan dan masyarakat masih sangat rawan, bahkan masih kerap teh di Kabupaten Seluma.
Salah satu contohnya polemik tambang pasir besi di Desa Pasar Seluma Kecamatan Seluma Selatan, sengketa agraria PT Agri Andalas, Eks Hgu Sahbudin di Desa Jenggalu, PT Sandabi Indah Lestari di Desa Tumbuan, dan PT Mutiara Sawit Seluma.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Ratusan Rumah dan Sawah di Lebong Terendam Banjir
Bahwa konflik tersebut lantaran didominasi masalah sengketa agraria dan sumber daya alam. Tak sampai disitu, seperti sengketa tapal batas antara Kabupaten Seluma dengan Bengkulu Selatan, juga mengakibatkan konflik dan berpotensi ada pemilih gelap di Pemilu mendatang.
"Seperti kita ketahui, beberapa perusahaan yang ada di Kabupaten Seluma ini, terjadi konflik sosial, lantaran didominasi masalah sengketa agraria dan sumber daya alam", pungkas Dadang Kosasi.