Sekutu yang terpojok kemudian meminta bantuan Soekarno untuk melakukan perundingan serta gencatan senjata. Namun hal tersebut tidak bertahan lama, 3 hari setelahnya, pasukan Indonesia kembali menyerbu pertahanan sekutu hingga mengakibatkan Jenderal AWS Mallaby tewas dalam serangan tersebut.
Mengetahui hal tersebut, pihak Inggris murka dan mengirimkan Jenderal Eric Carden Robert Mansergh sebagai pemimpin baru pasukan sekutu di Surabaya.
Jenderal Eric Carden Robert Mansergh kemudian memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah, jika menolak maka Surabaya akan dihancurkan.
BACA JUGA:Bertepatan Dengan Hari Pahlawan, Satlantas Polres Mukomuko Launching Tilang ETLE
Bukannya takut, semangat rakyat Surabaya justru semakin berkobar menolak ultimatum tersebut.
Akhirnya pada 10 November 1945, pecahlah pertempuran rakyat Surabaya melawan 24.000 tentara sekutu yang menggempur Surabaya.
Bersenjatakan bambu runcing, Rakyat Indonesia melawan gempuran senjata lengkap serta tank-tank milik sekutu.
Awalnya tentara sekutu berpikir dapat menguasai Surabaya dalam 3 hari, namun karena rakyat Surabaya berjuang hingga darah penghabisan, pertempuran tersebut berlangsung hingga 3 minggu.
BACA JUGA:Perkara Bau Mulut, Pria di Bengkulu Aniaya Istri Siri
20 ribu rakyat Surabaya kehilangan nyawa dan 150 ribu lainnya terpaksa meninggalkan Surabaya akibat pertempuran tersebut. Sementara pihak sekutu 1.600 prajurit tewas dan hilang, serta beberapa alat perang rusak hingga hancur.
Bung Tomo menjadi tokoh paling berpengaruh dalam pertempuran Surabaya. Melalui saluran radio, Bung Tomo menggemakan takbir serta seruan untuk melawan sekutu. Hal tersebut yang mengobarkan semangat juang rakyat Surabaya hingga akhirnya menyatukan seluruh rakyat Indonesia untuk datang ke Surabaya.
BACA JUGA:Baru Hirup Udara Bebas, Mantan Pejabat Kembali Dibui
Seluruh rakyat Indonesia bersatu untuk mengusir sekutu dan berhasil mengamankan kedaulatan Indonesia di tanah Surabaya.
Hingga kini, peristiwa 10 November selalu dikenang dan diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan.