BETVNEWS - Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro menjelaskan sebelum membangun JTTS (Jalan Tol Trans Sumatera) telah dilakukan perencanaan memperhatikan berbagai aspek.
BACA JUGA:Belum Ada Tanda Kelanjutan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau
Hal itu dilakukan agar nantinya jalan tol yang dibangun memiliki kualitas kokoh. Salah satunya tahan gempa.
BACA JUGA:Akankah Diskon Tarif Tol Mudik Kembali Ada di 2023? Intip Bocorannya!
Terlebih Indonesia berada di antara tiga lempeng besar dunia yang aktif, dan Pulau Sumatera masuk ke dalam daerah berpotensi gempa bumi.
BACA JUGA:Moge Dilarang Masuk Tol, Ini Sanksi Hukumnya
Adapun teknologi yang diusung terkait hal tersebut adalah Lead Rubber Bearing (LRB) atau bantalan karet inti timbal.
BACA JUGA:Sejak Beroperasi, 65.178 Kendaraan Lintasi Tol Bengkulu-Taba Penanjung, Selengkapnya Disini
Memiliko fungsi menjaga keamanan struktur sehingga ketahanan struktur jalan tol lebih terjamin menghadapi gempa.
BACA JUGA:Pembangunan Lanjutan Ruas Tol Bengkulu Masuk Tahap 4 JTTS
Diterapkan di banyak struktur jembatan karena memiliki kemampuan redaman yang tinggi dengan memanfaatkan karet alam.
"Sebelum LRB diterapkan di jalan tol, telah dilakukan uji coba verifikasi standar spesifikasi kondisi dinamik gempa terlebih dahulu untuk membuktikan performa karakteristiknya dengan menggunakan mesin uji terbesar di Asia Tenggara," terang Koentjoro dalam keterangan tertulis (dilansir pada Selasa 28 Maret 2023).
BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Bengkulu Didesak Dewan Kepahiang Perkara Tol
LRB telah diterapkan di beberapa ruas JTTS seperti tol Binjai-Brandan dan tol Bangkinang-Koto Kampar.