BACA JUGA:Akibat Perkara ini, PPK dan PPS Di Kepahiang di PAW
Pengamat Militer, Khairul Fahmi, mengatakan, yang dilakukan KKB sebagai bentuk teror menunjukkan kehadiran mereka di tengah masyarakat. Selain itu, profesi tukang ojek dianggap sebagai intel atau mata-mata.
"Kenapa banyak tukang ojek ini berkaitan dengan persepsi bahwa tukang ojek itu salah satu profesi sering yang dipakai aparat intelijen untuk menyamar menjadi mata-mata," katanya
"Intel yang menyamar pun sulit dipercaya oleh KKB. Karena mereka juga takut, sama-sama punya masalah distrust. Mereka punya masalah ketidakpercayaan satu sama lain. Tukang ojek ini bukan aparat. Tapi KKB menuduh mereka aparat. Ini dampak penyamaran yang sering menggunakan profesi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat," kata Fahmi.
BACA JUGA:Perbanyak Amal! Begini Penjelasan Waktu Kiamat Segera Datang, Menurut Ustadz Adi Hidayat
Karena adanya distrust atau ketidakpercayaan, KKB menduga para tukang ojek yang biasa mangkal itu adalah intel.
Oleh sebab itu, KKB kerap menyasar tukang ojek dalam aksi terornya.
BACA JUGA:Jadi Penadah Barang Hasil Curian, Pemuda ini Diancam Pidana 2 Tahun Penjara
Ia mengklaim, akibatnya, stigma tersebut tercipta oleh kedua belah pihak dan akhirnya merugikan masyarakat.
"Mereka menuduh seperti itu, meski belum pasti. Itu artinya profesi tukang ojek sering dijadikan untuk penyamaran," ujarnya.
BACA JUGA:Waspada, Pencurian Meteran Air PDAM Semakin Marak
Fahmi juga mengharapkan adanya peningkatan keamanan masyarakat dari aparat keamanan.
Dalam hal ini, menggunakan penyamaran yang mencegah kerugian masyarakat umum. Bahkan bisa menjadi korban kebrutalan KKB.
BACA JUGA:138 Kendaraan Dinas Pemerintah Kabupaten Kaur Nunggak Pajak
"Karena di Papua akses jalan masih buruk, akses transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah ojek. Sehingga profesi ojek dirugikan dengan kecurigaan KKB karena seringkali petugas menggunakan profesi tukang ojek untuk menyamar," kata Fahmi.