Kitab Shahihain menyebutkan bahwa penyebab unta dibunuh adalah karena Unaizah binti Ghanam bin Majlaz atau Ummu Utsman memiliki dendam dan kebencian yang besar kepada Nabi Shaleh. Dia adalah istri dari Dzu'ab bin Amr.
Ada lagi wanita yang iri dengki, yaitu Shadaqah binti al-Muhaya bin Zuhair bin Mukhtar. Keduanya lalu bersekongkol mencari orang yang bersedia membunuh unta Nabi Shaleh.
Awalnya Shadaqah memerintahkan al-Hubab, namun dia menolak. Akhirnya dia bertanya kepada Masda bin Mahraj bin al Muhayya. Masda kemudian menyuruh Qidar bin Salif bin Jidz'i dengan imbalan putri yang paling disukainya jika menuruti perintahnya.
Ketika mereka menyembelihnya, Nabi Shaleh mengatakan bahwa mereka akan diberikan azab oleh Allah tiga hari setelah unta itu mati. Pada hari ketiga azab itu benar-benar nyata, yaitu suara gemuruh dari langit.
BACA JUGA:Paling Ramah dan Selalu Tersenyum, Malaikat Ridwan Tidak Pernah Merasakan Nikmat Surga, Benarkah?
"Jika mereka berpaling maka katakanlah, 'Aku telah memperingatkan kamu akan (bencana) petir seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud'."
Suara gemuruh telah menghancurkan segalanya di tanah Tsamud. Seluruh kaum Tsamud binasa, tanpa terkecuali mereka yang tinggal di daerah Tsamud dan mereka yang bepergian ke daerah lain yang jauh.
Tidak ada yang selamat kecuali satu orang di antara mereka yang saat itu berada di tanah Haram. Sebab, Mekkah dilindungi oleh Allah SWT dari azab.
Orang bernama Abu Righal. Namun begitu dia meninggalkan Tanah Haram, dia terkena azab yang sama yang menimpa kaumnya.
Lalu, ada orang lain yang selamat dari azab, yakni seorang budak perempuan yang amat membenci Nabi Shaleh. Namanya Kalbah binti as-Salaq. Dia memberi tahu kaum lain tentang bencana itu. Setelah meminum air yang mereka sajikan, dia meninggal.
Demikianlah azab bagi orang-orang yang mendustakan Allah SWT. Karena menjadi bukti kebesaran Allah SWT, unta Nabi Shaleh dikatakan akan dijamin masuk surga-Nya Allah. Wallahu a'lam bishawab. (*)
Baca dan Cari Artikel Lainnya di Google News