Akutai Matsuri, Festival Memaki, Tradisi Budaya Jepang yang Unik dan Penuh Makna

Senin 17-07-2023,12:00 WIB
Editor : Ria Sofyan

BETVNEWS - Salah satu tradisi budaya Jepang yang unik dan menarik yakni Akutai Matsuri festival. 

Tradisi unik ini dalam bahasa Jepang, dimulai pada pertengahan Periode Edo (1603-1868) sebagai cara untuk menangkal kejahatan dan menyingkirkan hal-hal yang membuat dada sesak.

BACA JUGA:Suku Atayal Punya Tradisi Ekstrem Penggal Kepala Musuh, Lalu Dijadikan Mas Kawin Melamar Wanita

Secara harfiah Akutai didefinisikan sebagai bahasa kotor, sedangkan Matsuri adalah festival. Sehingga Akutai Matsuri merupakan festival memaki dengan menggunakan bahasa yang kasar atau kotor. 

Tiap negara tentu saja memiliki tradisi yang dianut. Tradisi pun menyediakan fragmen warisan historis yang dipandang bermanfaat. Contohnya budaya, kebiasaan, adat dan kepercayaan.

BACA JUGA:Awal Mula Tradisi Minum Teh di Jepang, Memiliki Makna Mendalam bagi Kehidupan

Tradisi adalah bagian penting dari budaya dan tradisi suatu negara, dan harus dihormati dan dipahami dengan baik oleh siapa saja yang berada di negara tersebut.

Meskipun beberapa tradisi mungkin terdengar aneh dan nyeleneh bagi orang yang tidak familiar dengan budaya tersebut, namun tradisi-tradisi tersebut memiliki makna dan arti yang mendalam bagi masyarakat setempat. 

BACA JUGA:Apa Itu Kanamara Matsuri Festival Alat Kelamin di Jepang, Tradisi Sakral Tentang Kesuburan

Seiring waktu, festival ini telah berubah menjadi pelepas stres bagi para pesertanya.

Dalam festival ini, pukul 13.30 peserta akan berkumpul di Kuil Atago dan akan ada 13 pendeta Kuil Atago yang berpakaian putih seperti tengu (sejenis monster atau iblis asal Jepang). 

BACA JUGA:Tradisi Pernikahan Unik di Jepang, Pengantin Wanita Sembunyikan Wajah dengan Cat Putih

Para pendeta tersebut mulai mendaki Gunung Atago hingga ketinggian 306 meter. Sementara peserta yang mengikutinya bebas melontarkan hinaan dan makian terhadap 13 pendeta tersebut dan akan mencuri persembahan mereka.

Selama perjalanan itu, ke-13 pendeta akan berhenti di 16 hokora (kuil kecil) untuk mempersembahkan berbagai jimat keberuntungan untuk keselamatan dan kesehatan.

Menariknya, jimat atau persembahan tersebut tidak akan bertahan lama di altar karena para peserta berebut untuk mengambilnya.

Kategori :