BETVNEWS - Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Risharyudi Triwibowo, turut mendirikan posko penanggulangan bencana Sulawesi Tengah di Kota Palu. Sejumlah bantuan diberikan untuk membantu mengurangi beban para korban selamat yang belum terjangkau di sejumlah desa.
“Posko ini menyediakan bantuan logistik, dapur umum, tenaga kesehatan, dan informasi. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya komunitas dan organisasi pemuda sebelum terjadinya bencana kemarin,” tutur Triwibowo saat ditemui tengah pekan ini.
Ia menambahkan, posko yang ada di Jalan Dr. Wahidin Kota Palu tersebut sudah didirikan sejak hari pertama pascabencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Kota Palu, Donggala, dan Sigi. Jangkauan kerja tim relawan di posko tersebut pun terus diperluas hingga ke Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Pantai Barat.
“Selain aktif di posko, saya juga kunjungi warga Desa Sidera di Sigi yang masih trauma karena keluarga dan rumahnya habis ditelan bumi. Waktu tempuh normal dari Kota Palu biasanya hanya satu jam, tapi karena adanya fenomena likuifaksi kemarin waktu tempuh jadi tiga jam,” sambungnya.
Triwibowo juga menyiapkan mobil ambulans keliling yang dapat digunakan untuk pengobatan sederhana. Hal tersebut diinisiasi untuk mengatasi para pengungsi yang belum mendapatkan perawatan medis.
"Idenya adalah dengan jemput bola. Selain membawa logistik ke titik-titik yang dibutuhkan, mobil ini juga membawa peralatan medis sederhana yang dilengkapi dengan tenaga medis. Kami berharap ini bisa membantu para korban yang belum terjangkau," kata Triwibowo.
Hingga saat ini, tim terus bekerja memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi yang tinggal di posko maupun tenda-tenda sementara. Selain posko tersebut, Kemendes PDTT juga mendirikan posko utama di Balai Transmigrasi Kota Palu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal gempa dan tsunami Sulawesi Tengah hingga Kamis 11 Oktober lalu mencapai 2.073 orang. Jumlah tersebut terdiri dari korban jiwa di Kota Palu 1.663 orang, Donggala 171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu Sulbar 1 orang. Upaya pencarian dihentikan pada Jumat (12/10). Sementara itu, masa tanggap darurat akan diperpanjang 14 hari ke depan.
(Rilis)