BENGKULU, BETVNEWS - Rubidah (51) warga Desa Lubuk Tapi Kecamatan Ulu Manna Bengkulu Selatan, mengidap penyakit tumor otak yang kondisinya sudah parah dan membutuhkan biaya sekitar Rp50 juta untuk pengobatan.
Rubidah yang saat ini masih tebujur kaku di tempat tidur, menderita tumor otak sudah sejak 5 tahun lalu.
BACA JUGA:Launching Maskot Mubazir, KPU Rejang Lebong Gagal Sukseskan Tahapan Pilkada
Hal ini diakui Zepto Joansa Putra, anak kandung Rubidah, pada Minggu 2 Juni 2024.
"Ibu saya menderita tumor otak sudah hampir 5 tahun. Kondisi awal mula beliau sering sakit kepala sampai pernah sempat pingsan sewaktu lagi garap sawah. Awal mula nya saya kira hanya sakit kepala biasa. Seiring waktu ibu saya sering mengalami sakit kepala hingga kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Pada saat di ICU tidak lama kami CT scan dan terindikasi tumor otak," ujarnya.
BACA JUGA:Persiapan MTQ ke-36 di Bengkulu Utara Rampung, Pembukaan Dimulai Besok
Zepto Joansa Putra menambahkan, segala upaya sudah dilakukan, mulai dari pengobatan ke rumah sakit Hasannudin Damrah Kota Manna sampai ke RSUD M Yunus Kota Bengkulu.
"Upaya pengobatan kami lakukan di Rumah Sakit Hasannudin Damrah Kota Manna Bengkulu Selatan. Kami berulang kali masuk rumah sakit dan pada akhirnya kami dirujuk ke RSUD M Yunus Kota Bengkulu. Disanalah kami melakukan CT scan kepala hingga diketahui ada indikasi tumor otak yang berdiameter 3 cm," paparnya.
BACA JUGA:Windra Purnawan Kantongi Rekomendasi DPP Nasdem Maju Pilkada Kepahiang 2024
Hingga akhirnya, pihak RSUD M Yunus memberikan saran untuk operasi ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Diketahui, Muktar suami dari Rubidah hanya petani serabutan.
Dengan segala kekurangan dan ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk melanjutkan ke Jakarta, sampai saat ini Rubidah hanya dirawat di rumah dan hanya dibekali obat penahan rasa sakit serta obat-obatan herbal seadanya.
BACA JUGA:Kucurkan Rp1,5 Miliar, Pemkab Seluma Bagikan Seragam Sekolah Gratis di Tahun Ajaran Baru 2024-2025
Bahkan tumor otak yang dideritanya semakin parah hingga menyebabkan kedua matanya mengalami kebutaan, yang membuatnya tidak mampu untuk makan dan minum sendiri.
Lanjut Zepto Joansa Putra, biaya yang dibutuhkan ibunya untuk pengobatan berkisar Rp50 juta.
BACA JUGA:Kejaksaan Agung Periksa 3 Saksi Kasus Korupsi Komoditas Timah