BENGKULU, BETVNEWS - Dari hasil surveilans yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu pada minggu ke-25 bulan Juli 2024, warga terinfeksi virus flu Singapura meningkat menjadi 34 kasus.
Diketahui dari Januari minggu ke-1 sampai minggu ke-17 bulan Mei, ditemukan hanya ada 12 kasus. Kemudian menjadi bertambah 22 kasus di bulan Juli minggu ke-25.
Hal ini disampaikan oleh Ruslian, Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Kamis 4 Juli 2024.
"Dari hasil data yang sudah kami kumpulkan sampai saat ini, ada 34 kasus warga terinfeksi Virus Flu Singapura dari Januari hingga Juli 2024," ujarnya.
BACA JUGA:Poros ke-4 Pilgub Bengkulu: Rosjonsyah Tetap Optimis Maju Didukung Parpol Ini
Lanjutnya, di Provinsi Bengkulu warga terinfeksi flu Singapura terbanyak ada di Kabupaten Utara disusul dengan Kabupaten Rejang Lebong.
"Warga diduga terinfeksi Flu Singapura terbanyak di Kabupaten Bengkulu Utara dengan 28 kasus, disusul dengan Kabupaten Rejang Lebong 5 kasus, Kota Bengkulu 1 kasus dan terakhir Kabupaten Kaur 1 kasus," ujarnya saat wawancara dengan BETVNEWS.
BACA JUGA:Pencarian Hari Kedua, Korban Tenggelam di Pantai Teluk Sepang Belum Ditemukan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mengingatkan masyarakat untuk cepat memeriksakan kesehatan ke rumah sakit atau puskesmas jika sudah menemukan gejala seperti virus flu Singapura (HFMD).
"Dengan semakin bertambahnya kasus yang sudah kami temukan, maka kami mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, harus cek kesehatan, bahkan melaporkan ke rumah sakit dan puskesmas jika merasa sudah menemukan gejala terinfeksi virus flu Singapura," ujarnya
BACA JUGA:Merasa Dipelototi Korban, 2 Remaja di Kota Bengkulu Aniaya Korban Pakai Kayu
Ruslian menjelasakan, penyakit flu Singapura atau HFMD kini tengah merebak terutama di kalangan anak-anak. Sehingga masyarakat perlu mengenali gejalanya agar dapat mengantisipasi penularan penyakit tersebut.
"Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dari famili enterovirus. Sering menyerang anak di bawah usia 5 tahun, 5-10 tahun, bahkan dapat menyerang bayi," ujar Ruslian.
BACA JUGA:Antisipasi Kekurangan Pangan, Kodim 0408 BS/Kaur Bersama Pemda Tanam Padi Gogo dan Jagung