Terapi perilaku eksposur ini juga sering digunakan untuk mengatasi fobia dan gangguan panik, melibatkan paparan bertahap terhadap situasi yang menakutkan untuk mengurangi rasa takut secara bertahap.
Selain CBT, terapi lainnya seperti terapi penerimaan dan komitmen (ACT) dan terapi interpersonal (IPT) juga bisa bermanfaat.
ACT ini berfokus pada membantu individu menerima perasaan mereka dan berkomitmen untuk tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, sedangkan IPT fokus pada memperbaiki hubungan interpersonal yang mungkin memperburuk gejala kecemasan.
BACA JUGA:Tagihan PBB Tol HKI Senilai Rp5,1 Miliar Belum Dibayar ke Pemkab Bengkulu Tengah
BACA JUGA:Formasi CPNS 4 Dokter Spesialis dan 9 Dokter Gigi di Bengkulu Utara Nihil Pelamar
2. Penggunaan Obat
Selain melalui terapi, obat-obatan juga bisa menjadi bagian penting dari pengobatan gangguan kecemasan, terutama ketika gejala tidak dapat dikendalikan hanya dengan terapi.
Obat yang sering digunakan dalam mengobati anxiety ini meliputi antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), yang dapat membantu menyeimbangkan bahan kimia otak yang mempengaruhi suasana hati dan kecemasan.
Selain itu, obat penenang seperti benzodiazepine, juga dapat digunakan untuk jangka pendek untuk mengatasi gejala kecemasan yang sangat parah.
Namun, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan meminimalkan risiko efek samping atau ketergantungan.
Oleh sebab itu diskusi yang mendalam dengan profesional medis mengenai manfaat dan risiko obat-obatan sangat penting untuk menentukan pilihan yang tepat.
BACA JUGA:Seluma Dapat Dana Insentif Rp5,6 Miliar Sukses Tekan Angka Stunting
BACA JUGA:4 Resep Olahan Buah Manggis Enak dan Simpel Dibuat, Yuk Cobain
3. Teknik Relaksasi
--(Sumber : iStockPhoto)
Teknik relaksasi juga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dengan menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik ini termasuk meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam.