BENGKULU, BETVNEWS - Pakar Ilmu Politik Universitas Bengkulu (UNIB) dari Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Dr. Mas Agus Firmansyah, M.Si, mengatakan perang data atau adu data dalam tiap narasi yang dibangun oleh masing-masing kandidat paslon pilkada di Provinsi Bengkulu adalah suatu keniscayaan.
Hal ini akibat dari konsekuensi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat pemilih dalam masa kampanye Pilkada 2024.
BACA JUGA:Pelaksana Tugas Kepala Bapenda Provinsi Bengkulu Dijabat Yudi Karsa
"Perang data dipastikan akan mewarnai gelaran Pilkada Bengkulu mulai dari masa kampanye hingga tahapan debat antar paslon," kata Dr. Mas Agus Firmansyah, M.Si Sabtu 28 September 2024.
Tambah Mas Agus, dalam kampanye setidaknya dikenal 3 jenis kampanye.
Ada kampanye positif dimana masing-masing kandidat paslon mensosialisasikan program dan visi misi masing-masing untuk mempersuasi khalayak pemilih agar memilih mereka.
Lalu ada kampanye negatif dimana masing-masing kandidat mencoba mempengaruhi khalayak pemilih berdasarkan data-data atau fakta-fakta yang isinya menjelekan kandidat lainnya. Tujuannya utk mendegradasi dan mengerus dukungan.
BACA JUGA:RSUD Tais Tangani 372 Kasus DBD Sepanjang Januari-September
Terakhir ada kampanye hitam atau black campaign dimana jenis kampanye tanpa berdasarkan data atau fakta yang bertujuan untuk menjatuhkan kandidat lawan, sehingga lebih mengarah pada hoax yang sifatnya membunuh karakter kandidat lainnya.
BACA JUGA:Yayasan Generasi Rabbani Gelar Talkshow Pengadaban Wujudkan Generasi Emas
"Ketiga jenis kampanye ini dipastikan selalu akan digunakan oleh masing-masing paslon yang akan berkontestasi, namun jenis media dan ruang publik yg digunakan akan berbeda-beda," tambahnya.
"Apabila jenis kampanye yang berdasarkan data dan fakta biasanya menggunakan media massa mainstream dan baliho. Maka black campaign biasanya akan menggunakan akun medsos, media online atau selebaran," sambungnya.
(Jalu)