Mengulik Cerita Tragis Dibalik Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Ini Sejarahnya

Selasa 01-10-2024,11:00 WIB
Reporter : Merita
Editor : Wizon Paidi

BACA JUGA:Manfaat Lain Daun Bawang bagi Ibu Hamil, Mampu Menurunkan Kadar Kolesterol

Mereka kemudian dibawa ke salah satu markas yang ada di kawasan Pondok Gede, keempat militer yang merupakan anggota TNI AD itu dibunuh lalu mayatnya diseret dan dilempar ke sebuah sumur tua yang hanya berukuran 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter.

Selain keempat orang yang diculik, ada tiga orang yang ditembak mati di kediaman masing-masing yaitu Ahmad Yani, MT Haryono, dan Pandjaitan.

Mayat mereka kemudian dimasukkan di sumur tua yang sama atau dikenal dengan sebutan Lubang Buaya.

Mayat-mayat tersebut akhirnya ditemukan pada tanggal 4 Oktober 1965.

BACA JUGA:Pendaftaran Pengawas TPS Pilkada 2024 Diperpanjang, Kecuali Mukomuko

BACA JUGA:Tak Ada Lonjakan Perpindahan Penduduk di Kota Bengkulu Jelang Pilkada Serentak 2024

Kemudian, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan secara kenegaraan dan diangkat menjadi Pahlawan Revolusi pada 5 Oktober 1965.

Gugurnya tujuh anggota TNI AD ini membawa duka mendalam bagi seluruh jajaran kemiliteran.

Sehingga untuk mengenang keenam jendral dan satu kapten TNI AD tersebut, setiap tanggal 30 September bendera merah putih dinaikkan setengah tiang sebagai tanda duka nasional.

Selanjutnya, pada 1 Oktober bendera dinaikkan hingga atas, sebagai simbol kemenangan berkat kesaktian pancasila yang mampu menangkal ancaman ideologi komunis.

BACA JUGA:KPU Kota Bengkulu Minta Warga Baru Segera Lengkapi Dokumen Pemilihan

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Bantah Tudingan Pungli di Sekolah, Kadis Dikbud: Itu Fitnah

Peristiwa tragis tersebut akan selalu dikenang sepanjang sejarah Indonesia, sebagai keyakinan untuk mempertebal kebenaran, keunggulan, serta kesaktian Pancasila menjadi satu-satunya pandangan hidup yang dapat mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.

Kategori :