BENGKULU, BETVNEWS - Direktur Utama Rumah Sakit Tino Galo (RSTG), dr. Fitri Andriarti, menyampaikan keluhan terkait tidak adanya alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk RSTG pada tahun 2025.
Dalam pertemuan dengan Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Destita Khairilisani, dr. Fitri mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, RSTG mendapat bantuan DAK sebesar 30 miliar rupiah dari pemerintah pusat.
Dana tersebut terdiri dari 17 miliar rupiah untuk pembangunan fisik rumah sakit, serta 13 miliar rupiah untuk peningkatan prasarana, termasuk pengadaan alat kesehatan (alkes) dan stok obat-obatan.
Menurut dr. Fitri, kebutuhan dana masih sangat tinggi, terutama dalam hal penyediaan tenaga dokter spesialis yang menjadi kebutuhan mendesak bagi RSTG.
BACA JUGA:Program Pembangunan Belum Optimal, APBD Kota Bengkulu Tergerus Belanja Pegawai
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Terima Kunjungan Kerja Senator Destita Khairilisani
Namun, aturan dari Kementerian Kesehatan mengharuskan dokter spesialis yang direkrut berasal dari luar daerah, dengan kewajiban pemerintah daerah menyediakan fasilitas tempat tinggal dan akses transportasi bagi para dokter tersebut.
“Kami sangat membutuhkan dana untuk merealisasikan aturan ini, termasuk memfasilitasi transportasi dan tempat tinggal bagi dokter spesialis yang berasal dari luar daerah,” jelas dr. Fitri Andriarti di hadapan Destita Khairilisani.
Dengan tidak adanya DAK pada tahun 2025, RSTG menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan pengembangan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Fitri berharap pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kembali kebutuhan dana bagi RSTG untuk mendukung operasional dan pengembangan rumah sakit, serta menjamin ketersediaan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
BACA JUGA:Mutasi ASN Pemkot Bengkulu Jelang Pilkada Serentak, Begini Penjelasan Pj Sekda
BACA JUGA:Sidang Perdana Tukar Guling Lahan Pemkab Seluma, JPU Beberkan Peran Para Terdakwa
"Kami berharap ibu Destita bisa mengkomodir dan memperjuangakan aspirasi kami," tutupnya.