BENGKULU, BETVNEWS – Hingga akhir tahun 2024, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu dari sektor retribusi pasar masih belum mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp2,5 miliar.
Realisasi hingga 11 Desember 2024 baru mencapai Rp1,4 miliar, meninggalkan selisih Rp1,1 miliar dari target tersebut.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Raih Juara Pertama Anugerah Dewan Energi Nasional 2024
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Bujang HR, menyebutkan bahwa PAD retribusi pasar diperoleh dari penyewaan auning, kios, dan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di tiga pasar utama: Pasar Minggu, Pasar Tradisional Panorama, dan Pasar Baru Koto.
“Dari tiga pasar yang kita kelola, retribusi baru mencapai Rp1,4 miliar. Masih ada selisih Rp1,1 miliar dari target,” ungkap Bujang.
BACA JUGA:Mahasiswi di Kota Bengkulu Jadi Korban Penipuan Rp19 Juta, Pelaku Mengaku Karyawan Shopee
Bujang menjelaskan bahwa terdapat beberapa kendala yang menyebabkan realisasi PAD tidak maksimal.
Pertama, banyak kios di tiga pasar tersebut yang kosong dan tidak digunakan karena kondisinya sudah rusak, membuat para pedagang enggan menempatinya.
Kemudian, masalah seperti drainase yang tidak berfungsi dengan baik turut menjadi alasan penurunan minat pedagang untuk menggunakan fasilitas pasar.
BACA JUGA:KPU Kota Bengkulu Siapkan Kuasa Hukum Hadapi Sengketa Pilkada Oleh Paslon Nomor Urut 3
Terakhir, beberapa pedagang masih memiliki tunggakan sewa, dan ada pula yang memilih berjualan di badan jalan, khususnya di Pasar Tradisional Panorama.
“Kios yang kosong dan banyaknya fasilitas rusak menjadi hambatan utama. Pedagang merasa tidak nyaman untuk menempati kios tersebut,” ujar Bujang.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Pertahankan Zona Hijau Kepatuhan Pelayanan Publik dari Ombudsman
Meski demikian, Bujang menegaskan pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan serapan retribusi di sisa waktu tahun ini.
Ia berharap realisasi PAD bisa mencapai Rp1,5 miliar meskipun target awal Rp2,5 miliar dirasa sulit tercapai.