Namun, kendaraan besar seperti truk dan bus tidak dapat melintasi jalur ini, dan diarahkan untuk menggunakan rute Jalan WR Supratman atau via kawasan Pasar Minggu.
“Kami sudah buat akses sementara, tapi hanya bisa dilewati motor dan mobil pribadi. Untuk kendaraan berat seperti bus dan truk, jalur ini tidak bisa digunakan,” tegasnya.
Dilain sisi, sejumlah pedagang yang biasanya memasok barang ke pasar tradisional di kawasan Sukamerindu mengeluhkan rencana penutupan tersebut.
Meski demikian, mereka mendukung proyek ini asalkan pengerjaan dilakukan tepat waktu dan tidak molor.
“Kami berharap pengerjaannya cepat. Karena kalau jalan ini lama tutup, pasokan dagangan bisa terhambat. Tapi kalau hasilnya untuk kebaikan jangka panjang, kami dukung,” ujar Sumiati, pedagang di Pasar Tengah.
BACA JUGA:Simpel Tanpa Ribet, Cair Langsung Saldo DANA ke Pengguna! Auto Dapat Uang Rp200 Ribu
BACA JUGA:Kejati Menang Banding, Vonis 3 Terdakwa Korupsi Jembatan Taba Terunjam Diperberat
Proyek ini pub ditaksir menelan anggaran sebesar Rp 28,5 miliar yang berasal dari APBN 2025.
Dana ini digunakan untuk pembangunan ulang jembatan dengan teknologi beton bertulang dan peninggian tanggul dengan penguatan geotekstil di kedua sisi sungai.
Seluruh konstruksi dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja dan lingkungan.
Dinas Perhubungan dan Satlantas Polresta Bengkulu juga akan menurunkan personel untuk membantu pengaturan lalu lintas selama proyek berlangsung.
BACA JUGA:Daftar Teh yang Baik untuk Kesehatan, Cukup Konsumsi Secara Rutin! Cek di Sini
Selain itu, rambu-rambu peringatan dan penunjuk arah jalur alternatif telah dipasang sejak awal pekan ini di sejumlah titik strategis.
Shamsir juga mengimbau agar masyarakat tidak mencoba melintasi area proyek tanpa izin, karena dapat membahayakan keselamatan mereka.
“Mohon pengertian masyarakat karena ini demi perbaikan jangka panjang. Harapan kami, awal November nanti jalan dan jembatan sudah bisa dibuka kembali untuk umum,” tutupnya.