BENGKULU, BETVNEWS – Isu soal aktivitas tambang dan wisata alam di Raja Ampat kembali menyita perhatian publik.
Sejumlah aktivis menyayangkan berkembangnya narasi negatif yang dinilai mengarah pada tuduhan tidak berdasar terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Ketua Umum Aliansi Pergerakan Pemuda Indonesia Timur-Jakarta (APPIT Jakarta), Abubakar Mahu, menilai narasi yang dibangun oleh kelompok tertentu seolah menggiring opini bahwa Menteri Bahlil mendukung kerusakan alam.
“Padahal, saat itu, Pak Bahlil selaku Menteri, mendengar ada keluhan sejumlah kelompok atas aktivitas di pertambangan, maka turun melakukan pengecekan langsung. Tolong dicermati, itu sebagai bentuk perhatian,” ujarnya.
BACA JUGA:Obat-obatan Dikirim ke Pulau Enggano Atasipasi Warga Sakit, Kapal Berangkat Bersama 104 Penumpang
BACA JUGA:Minuman Sehat Ini Cocok Dikonsumsi Ibu Hamil, Cek Beberapa Rekomendasi di Sini
Abubakar menyampaikan bahwa kehadiran Bahlil di Raja Ampat bukan hanya sekadar simbolik, melainkan untuk memediasi berbagai pihak yang terlibat, termasuk masyarakat pro dan kontra, Gubernur Papua Barat Daya, hingga Bupati Raja Ampat.
“Bukan hanya hadir sebagai formalitas belaka, terlihat Pak Bahlil hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memediasi seluruh unsur, baik itu masyarakat, pemerintah daerah, maupun pihak perusahaan,” sambung Abubakar.
Menanggapi foto dan video viral yang beredar di media sosial, Abubakar menegaskan bahwa materi tersebut tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.
Ia menyitir pernyataan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, yang menyebut bahwa gambar-gambar tersebut tidak berasal dari Pulau Gag maupun Piaynemo.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Komitmen Tingkatkan Pelayanan di RSMY, Gedung Terbengkalai Segera Direvitalisasi
BACA JUGA:Tanpa Perlu Obat-obatan, Ini Cara Alami Atasi Penyakit Asam Urat
Hal serupa disampaikan oleh Bupati Raja Ampat, Orideko, yang menyebut bahwa foto dan video viral itu tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di wilayahnya.
Abubakar juga mengklaim bahwa sebagian besar masyarakat justru mendukung keberadaan PT GAG Nikel, yang dinilai tidak merusak lingkungan.
“Sudah kita usulkan 5 unit beserta sarana dan prasarana seperti alat pelindung diri (APD). Mudah-mudahan usulan itu bisa diakomodir. Sehingga mampu lebih maksimal dalam menangani kasus kebakaran di Kabupaten Seluma,” tutupnya.