BENGKULU, BETVNEWS - Peristiwa berdarah antara petani di Pino Raya dan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS) pada 24 November 2025, yang mengakibatkan korban luka tembak dan juga pembacokan dilarikan ke Rumah Sakit, untuk mendapatkan pertolongan.
Konflik Agraria yang melibatkan masyarakat dan juga perusahaan, memang menjadi salah satu permasalahan yang masih sering terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu.
Dalam kasus tersebut, diketahui sebanyak lima orang petani menjadi korban diantaranya, Edi Susanto, Deni, Linsurman, Syaifudin, dan juga Buyung.
BACA JUGA:Korban Tabrak Lari di Kota Bengkulu Alami Luka Berat, Minta Pelaku Segera Ditangkap
Mereka diketahui menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh oknum pengamanan PT ABS.
Sedangkan dari pihak perusahaan juga terdapat korban atas nama Ricki, yang dibacok oleh pihak petani, dan juga mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu mengaku telah beberapa kali memonitoring penyelesaian konflik tersebut.
Penjabat Sekda Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan, bahwa penyelesaian konflik lahan HGU di Bengkulu Selatan harus segera ada penyelesaian dari Pemerintah dan Forkopimda setempat.
"Kita sudah melakukan peninjauan, dan terus dimonitoring, sehingga diharapkan akan ada penyelesaian dalam waktu dekat," sampai Herwan Antoni, Senin 15 Desember 2025.
BACA JUGA:Diresmikan Malam Tahun Baru, Belungguk Point Akan Jadi Pusat Kreatifitas Kota Bengkulu
Lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan diminta segera bergerak, dan tidak membiarkan berlarut-larut, sehingga tidak terjadi konflik terbaru.
"Bupati dan jajaran harus bergerak cepat, dan untuk proses hukum yang berjalan biarkan aparat penegak hukum yang menyelesaikan," demikian tutupnya.