Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Harga Sawit di Seluma Stagnan, Bertahan di Rp 2.600 per Kilogram

Harga Sawit di Seluma Stagnan, Bertahan di Rp 2.600 per Kilogram

Harga Sawit di Seluma Stagnan, Bertahan di Rp 2.600 per Kilogram--(Sumber Foto: Doc/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Seluma hingga saat ini masih stagnan di angka Rp 2.600 per kilogram di tingkat petani. Harga tercatat belum mengalami perubahan selama beberapa bulan terakhir.

BACA JUGA:Menhut Raja Juli Antoni Perkuat Konservasi Gajah di TWA Seblat

Salah seorang pengepul sawit di Desa Tebat Sibun, Kecamatan Talo Kecil, Wekadin, mengatakan kondisi harga yang tidak bergerak ini telah berlangsung cukup lama. Meski demikian, ia menyebut produksi sawit petani saat ini masih dalam kondisi normal dan tidak terdampak musim trek.

Harga sawit di tingkat petani masih bertahan di Rp 2.600 per kilo. Sudah beberapa bulan terakhir belum ada kenaikan. Namun untuk produksi buah, alhamdulillah masih normal, tidak ada kendala musim trek,” ujar Wekadin.

BACA JUGA:Kinerja Tangani Korupsi Tuai Apresiasi, Kajati Bengkulu Dipuji Komisi III DPR RI

Menurutnya, dengan kondisi produksi yang stabil, harga Rp 2.600 per kilogram masih cukup membantu petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, harga tersebut dinilai belum ideal untuk menutup biaya perawatan kebun, seperti pembelian pupuk dan perawatan tanaman.

“Kalau buahnya normal, harga segitu masih cukup di tingkat petani. Tapi untuk biaya pupuk, perawatan kebun, dan kebutuhan lainnya, tentu masih terasa berat,” jelasnya.

BACA JUGA:Cuaca Perairan Kurang Bersahabat, Ditpolairud Imbau Nelayan Utamakan Keselamatan Saat Melaut

Wekadin berharap ke depan harga sawit dapat kembali mengalami kenaikan hingga menyentuh angka Rp 3.000 per kilogram. Ia menilai kenaikan harga tersebut sangat penting untuk membantu petani menjaga keberlanjutan usaha perkebunan sawit.

“Kami berharap harga sawit bisa naik ke Rp 3.000 per kilo. Kalau di angka itu, petani bisa lebih leluasa merawat kebun dan mencukupi kebutuhan lainnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait