Dol Bengkulu Tetap Eksis Lewat JP Shop, Usaha Lokal yang Bertahan Sejak 2017

BACA JUGA:Kejati Bengkulu Tetapkan 2 Orang Tersangka Korupsi Pembebasan Lahan Tol Bengkulu- Taba Penanjung

BACA JUGA:Media Sosial Jadi Kunci Cepat Bangun Personal Branding di Era Digital 

“Kalau pembuatan dari nol, proses penggaliannya itu tiga, tiga sampai empat hari. Pembentukannya tiga sampai empat hari. Proses penjemuran yang lama, makan waktu tiga, dua sampai tiga bulan,” ungkap Diki.

Dengan proses yang panjang dan ketelitian tinggi, harga satu unit dol buatan JP Shop bisa mencapai Rp2,5 juta. Kualitas dol yang dihasilkan juga dibedakan berdasarkan usia batang kelapa yang digunakan. Kayu yang lebih tua menghasilkan suara yang lebih bulat dan stabil, sehingga digolongkan dalam kategori super.

BACA JUGA:Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemkab Seluma Usulkan Program Rumah Sejahtera Terpadu ke Kemensos

BACA JUGA:Pemkab Seluma Prioritaskan Program yang Langsung Menyentuh Masyarakat di Tahun 2026

“Kalau kisaran harga itu di Rp2.500.000. Itu harga standarnya di Rp2.500.000. Itu satu dol. Itu Rp2.500.000 sudah kategori super,” kata Diki.

Meski begitu, Diki kini menghadapi tantangan besar dalam memperoleh bahan baku. Jika dulu ia mencari sendiri, kini pasokan bahan bergantung pada pengepul yang harus menjelajah hingga ke perbatasan Lampung dan Muko-Muko karena semakin langkanya batang kelapa tua di Bengkulu.

BACA JUGA:Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin Paparkan Konsep 'Green Democracy' di UIN Fatmawati Soekarno

BACA JUGA:3 Pelajar Seluma Raih Prestasi di Kejuaraan Atletik Provinsi Bengkulu, Bupati Beri Apresiasi

“Kalau bahan dulu kita cari sendiri. Kalau sekarang udah nggak. Sekarang kan ada orang yang tempat kita beli, mereka memang mencari bahan-bahan kan. Sekarang mereka udah hampir sampai perbatasan Lampung cari bahan kelapa,” jelasnya.

Dalam hal pemasaran, JP Shop tidak hanya bergantung pada pelanggan lokal. Diki memanfaatkan jaringan daring untuk menjangkau pembeli dari luar kota.

“Strateginya online sama offline sih. Kalau yang offline itu lebih ke teman-teman seniman. Nah, mereka rata-rata belanjanya di sini. Kalau online, itu ada orang yang dari kabupaten-kabupaten, dari luar kota lah,” katanya.

BACA JUGA:Tren Minuman di Kota Bengkulu Makin Beragam, Es Teller Caramel Kekinian Salah Satunya

BACA JUGA:RB Media Group dan Pemkab Seluma Sepakat Perkuat Sinergi Demi Kemajuan Seluma

Sumber: