Lezat Belum Tentu Sehat, Inilah Bahaya Tersembunyi Seblak Pedas yang Mengintai Kesehatan
Ilustrasi. Lezat Belum Tentu Sehat, Inilah Bahaya Tersembunyi Seblak Pedas yang Mengintai Kesehatan--(Sumber Foto: Doc/BETV)
BETVNEWS - Lezat belum tentu sehat, inilah bahaya tersembunyi seblak pedas yang mengintai kesehatan tubuh.
Seblak adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang cukup populer bagi kalangan pecinta pedas terutama gen Z.
BACA JUGA:Game Penghasil Uang Ini Terbukti Membayar, Begini Cara Withdraw Dolar Menjadi Saldo DANA Gratis
BACA JUGA:Nikmati Cuan Jutaan di Rekening, Caranya Mainkan 5 Aplikasi Penghasil Uang Ini, Terbukti Membayar!
Hidangan khas Sunda ini berhasil memikat lidah berkat perpaduan sempurna antara rasa pedas, asin, dan gurihnya yang pas.
Berbahan dasar kerupuk mentah yang direbus hingga melunak, disajikan dengan bumbu kencur yang khas, serta beragam topping seperti telur, sayuran, pentol, ceker ayam, mie, dan sosis, seblak berhasil menciptakan sensasi yang membuat penikmatnya ketagihan.
BACA JUGA:Pantau Akus Resmi DANA, Klaim Saldo Gratis Rp250 Ribu, Cek Sekarang Nomor HP-mu
BACA JUGA:Manajemen Risiko Efektif & Prudent, Kualitas Kredit BRI Semakin Membaik dengan Pencadangan Kuat
Namun, di balik kenikmatan yang ditawarkan, tersimpan berbagai risiko kesehatan yang patut diwaspadai ketika makanan ini dikonsumsi secara terus menerus.
Bahayanya mengonsumsi seblak menggunakan hingga 50 cabai rawit per porsi. Konsumsi capsaicin (senyawa pedas dalam cabai) berlebihan secara reguler dapat menyebabkan Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) atau gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan kram perut, sakit perut, perubahan pola buang air besar, dan gejala pencernaan lainnya.
BACA JUGA:Jaksa Masuk Sekolah: Kejaksaan Tinggi Bengkulu Berikan Edukasi Hukum kepada Pelajar SMKN 1
Berdasarkan data terbaru yang dirilis RSUD M. Yunus Bengkulu, hingga bulan Maret 2025 kunjungan pasien dengan keluhan IBS akibat mengonsumsi seblak pedas meningkat hingga 38 persen. Ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun studi kasus lainnya dilakukan di tiga rumah sakit besar di Jakarta periode Januari-Maret 2025. Dari data yanh ditemukan menunjukkan bahwa dari 217 pasien dengan diagnosis IBS baru, 93 orang (42,8%) mengakui mengonsumsi seblak pedas minimal dua kali seminggu dalam enam bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

