STuEB Desak Penutupan PLTU Teluk Sepang di 100 Hari Kerja Presiden Prabowo
100 hari kerja Presiden Prabowo, Sumatera Terang untuk Energi Bersih (STuEB) mendesak keseriusan pemerintah penutupan PLTU di Sumatera dan mempercepat transisi energi karena penderitan rakyat akibat proyek listrik energi kotor terus berjatuhan.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)
"Setahun yang lalu, di Jambi terjadi kemacetan selama 20 jam akibat angkutan batubara yang menggunakan jalan umum. Ada 176 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 112 orang meninggal," kata Deri.
BACA JUGA:Bantuan Beras 10 Kg Belum Dibagikan, Kadis DKP Seluma: Masih Tunggu Data Penerima
Di tempat lainnya, Koordinator Sumsel Bersih, Boni Bangun menyatakan di Sumatera Selatan ada 16 PLTU batubara yang sudah beroperasi, ada 2 PLTU tahap pendirian. Padahal, listrik di Sumsel sudah Surplus.
“Kelebihan daya di Sumsel sebanyak 1,2 GW, sedangkan di Sumatera sendiri, kelebihan daya sebesar 4,6 GW. Sudah sepantasnya pemerintah segera mematikan PLTU batubara,” kata Boni.
BACA JUGA:Faskes di Bengkulu Diklaim Memadai Sambut Program Cek Kesehatan Gratis Presiden Prabowo
Sejalan dengan Boni, Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan menghentikan PLTU dalam kurun waktu 15 tahun mendatang. Hal itu disampaikannya saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa 19 September 2024 waktu setempat.
Pernyataan ini lebih ambisius dari rencana kebijakan dan investasi komprehensif (JETP) dengan porsi energi terbarukan sebesar 44% dari bauran energi nasional di tahun 2030, dan mencapai net-zero emission untuk sektor ketenagalistrikan di tahun 2050.
Dari seluruh gambaran tersebut, saatnya Presiden Prabowo sebagai Kepala Negara segera mengevaluasi PLTU batubara di Sumatera sebagai alat legitemasi untuk mematikan PLTU batubara yang terbukti menyengsarakan rakyat.
(Ilham)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

