Polemik Pasokan dan Harga Beras, Sultan Minta Bapanas Tidak Berbisnis dalam Urusan Pangan

Polemik Pasokan dan Harga Beras, Sultan Minta Bapanas Tidak Berbisnis dalam Urusan Pangan

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamudin.--(Sumber Foto: HUMAS DPD RI)

BETVNEWS – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk tidak berbisnis dalam urusan pangan. Bapenas diharapkan segera menuntaskan polemik terkait pasokan dan harga beras saat ini.

Hal itu disampaikan Sultan menyusul dengan adanya pernyataan Direktur Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono, yang mengungkapkan data perkiraan produksi beras. Diperkirakan Indonesia akan mengalami defisit beras selama 9 bulan, menurut Marino, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

“Saya kira pernyataan tersebut sangat spekulatif dan berpotensi memberikan dampak serius pada psikologis pasar. Juga ada aroma bisnis di dalam pernyataan yang tidak beralasan itu”, ujar Sultan melalui keterangan resminya di Jakarta (Minggu 5 MAret 2023).

BACA JUGA:Harga Bekatul dan Pakan Unggas Tinggi, Sultan Minta Pemerintah Impor Gabah Kering Giling

Ditambahkan Sultan, seharusnya Pejabat Bapanas tidak perlu memperkeruh suasana pasar pangan dengan pernyataan demikian. Pernyaaan tersebut dinilai terlalu berlebihan. 

“Pada akhirnya pasar dan petani akan berkesimpulan bahwa Bapanas akan kembali melakukan impor beras dalam sembilan bulan ke depan. Bapanas sebaiknya fokus mengatur manajemen dan tata kelola pangan pokok yang saat ini mayoritas dikuasai oleh pasar”, tegas mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.

Bapanas harus mampu mengontrol mata rantai pasokan pangan pokok agar lebih efisien dan efektif mendistribusikan produk pangan hingga ke pelosok negeri. Agar terjadi keseimbangan dan keadilan harga pangan di tingkat petani dan konsumen.

“Bapanas melalui Bulog tidak boleh kalah dengan pelaku pasar dalam menyerap hasil panen petani. Tidak apa-apa jika harus rugi sedikit, asalkan gudang Bulog terisi penuh beras yang dibeli dari Petani pada saat panen Raya”, ungkapnya.

9 bulan itu menurut Sultan sama dengan 2 hingga 3 kali musim tanam. Dikhawatirkan pelaku pasar akan semakin liar terhadap harga jual beras di pasar. Terlebih harga gabah petani dihargai murah di pasaran.

Sehingga Koordinasi lintas kementerian dan lembaga teknis harus ditingkatkan.

“Bapanas tidak boleh keenakan membeli bahan pangan dari negara lain, karena harganya jauh lebih murah dan menguntungkan. Pernyataan Bapanas akan dianggap sebagai sinyal impor yang justru melemahkan semangat petani untuk menanam di musim berikutnya’, tutupnya. (Rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: