dempo

Baru 56 dari 4.593 Kampus di Indonesia, Memiliki Akreditasi Unggul

Baru 56 dari 4.593 Kampus di Indonesia, Memiliki Akreditasi Unggul

Foto bersama setelah melaksanakan serangkaian kegiatan.--(Sumber Foto: Tim/release/Betv).

Perguruan tinggi terdiri atas ratusan hingga puluhan ribu orang. Tiap orang pastilah memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda. 

Perbedaan menurut Prof. Eddy, jangan sampai menjadi ego yang dapat menghambat kemajuan perguruan tinggi. Antar insan perlu bergotong royong dan menyingkirkan ego pribadi.

Hal ini juga diungkapkan UstadzTata Sukayat, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung sekaligus Ketua Lembaga Dakwah dan Dosen Universitas Pasundan. 

BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Beri Edukasi Safety Riding ke Siswa MTsN 1

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan menulis, adalah jihadnya para civitas akademika perguruan tinggi.

"Merefleksikan hikmah ramadhan, kita para civitas akademika, para ilmuwan, jihadnya dengan pena. Tidak usah angkat senjata. Jihadnya tentu harus berjilid-jilid dengan buku bahkan dengan jurnal. Ini tidak bisa dilakukan seorang diri, kita semua yang sedang berpuasa adalah peserta didik di Universitas Bulan Ramadhan, dan wajib berkolaborasi!," lanjut Tata Sukayat.

3. Kelola Perguruan Tinggi dan Penerimaan Mahasiswa Baru berbasis Data

BACA JUGA:Bebuko Rami-rami Makan Sepuasnya di Hotel Santika Bengkulu

Perguruan tinggi tentu sangat erat dengan proses penerimaan mahasiswa baru. Proses ini sangat vital karena dapat mempengaruhi kemampuan finansial sekaligus mutu perguruan tinggi. 

Semakin tinggi kualitas dan jumlah mahasiswa baru yang didapat suatu perguruan tinggi, maka semakin baik pula mutu institusi kampus tersebut.

Hal ini diungkapkan Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan. Kampus dengan jumlah mahasiswa yang banyak dan juga pintar, akan menjamin mutu di perguruan tinggi tersebut. 

BACA JUGA:Cek Fakta, Anak PNS Dapat Tunjangan Rp4 Juta Mulai April 2023

Aspek finansial perguruan tinggi juga dapat terjaga, karena perguruan tinggi dapat mengelola dana yang cukup untuk meningkatkan fasilitas kampus sekaligus menggaet talenta-talenta terbaik bangsa sebagai dosen dan staf.

"Kehabisan bensin (dana kampus) akibat pengelolaan perguruan tinggi dan penerimaan mahasiswa baru yang belum maksimal, menjadi keluhan di banyak perguruan tinggi. Jadi pengelolaan perlu berbasis data, dengan analisa dan target yang jitu, agar setiap sen dana yang kampus gunakan dapat impactful (berdampak maksimal) untuk peningkatan mutu!," pungkas Ridho.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: