Kisah Perang Uhud yang Dipimpin Langsung Oleh Nabi Muhammad dan Pelajaran di Dalamnya

Kisah Perang Uhud yang Dipimpin Langsung Oleh Nabi Muhammad dan Pelajaran di Dalamnya

Gambar hanya ilustrasi. --(Sumber Foto: YouTube Panglima Perang)

BETVNEWS - Gunung Uhud namanya terdokumentasikan ke dalam sejarah sebagai bagian dari perjuangan nabi dan sahabat mengahdapi kaum Quraisy. Bulan Syawal tahun ketiga Hijriah menjadi saksi pelajaran berharga bagi kaum muslimin. Setahun pertama pertarungan kaum Quraisy Mekkah di Lembah Badar.

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Keluar-Masuk Hewan Ternak Diperketat, Ada Apa?

Dikutip dari kanal YouTube Perang Panglima, perang tersebut menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama tetapi JUGA strategi perang yang mumpuni. Salah satu pemimpin Quraisy mekkah segera melakukan persiapan besar-besaran demi pembalasan.

 

Tokoh Quraisy ini sangat terpukul atas kekalahan di lembah Badar sehingga melakukan persiapan yang benar-benar matang bukan hanya pasukan infanteri yang di persiapkan tetapi juga pasikan berkuda atau yang dikenal sebagai kavaleri. Sebanyak 3.000 infanteri dipersiapkan oleh Abu Sufyan. Sebagian dari pasukan Infanteri tersebut dilengkapi dengan baju besi. 

BACA JUGA:Cerita Lucu Abu Jahal, Gagal Ejek Abu Nawas, Endingnya Bikin Malu Sendiri..

Dalam waktu yang sangat singkat, Abu Sufyan berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 3.000 Infanteri dan 200 gavaleri dan sekarang mereka pun menuju Madinah. Bukan hanya pasukan yang besar dan bersenjata lengkap Abu Sufyan juga membawa pakar strategi perang yang berpengalaman. 

BACA JUGA:Cerita Lucu Abu Jahal, Pukuli Para Sufi Supaya Berubah Jadi Emas, Ada-ada Saja..

Abu Sufyan tidak lupa membawa Hubal berhala atau Tuhan kaum Quraisy Mekkah yang paling besar tidak ingin lagi mengulangi kesalahan yang sama seperti di perang Badar Kiri. Pasukan Quraisy Mekkah mengambil jalan di dekat sumber-sumber air. Mereka mengambil tempat perkemahan di Lembah Safka.

 

Sebuah tempat yang memiliki 2 mata air. Sementara itu Madinah dalam kondisi yang tenang tidak ada aktivitas militer karena penghuninya belum mengetahui.

 

Keterangan itu berakhir ketika seseorang yang diutus paman nabi Abbas datang membawa surat dari Mekkah. Nabi dan para sahabat akhirnya menyadari bahwa bahaya telah sangat dekat. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: