KPU

5 Tradisi Malam 1 Suro di Indonesia yang Sakral dan Penuh Makna

5 Tradisi Malam 1 Suro di Indonesia yang Sakral dan Penuh Makna

Perayaan malam 1 Suro di Indonesia.--(Sumber Foto: Doc/BETV)

Selanjutnya, Sultan Agung mengeluarkan dekrit yang menjelaskan mengenai penggantian penanggalan Saka yang berdasarkan matahari dengan penanggalan Qamaria yang berdasarkan bulan. Ketetapan ini menjadi awal dari perubahan dalam setiap terbitan tahun Jawa yang dilanjutkan dan berhubungan dengan tahun Saka.

BACA JUGA:Akutai Matsuri, Festival Memaki, Tradisi Budaya Jepang yang Unik dan Penuh Makna

Di sisi lain, Sunan Giri II melakukan perubahan antara sistem penanggalan Hijriah dengan penanggalan Jawa pada tahun 931 H atau tahun baru Jawa 1443 untuk memperkenalkan penanggalan Islam kepada masyarakat Jawa.

Pada saat yang sama, Sultan Agung mengajak rakyatnya untuk bersatu melawan Belanda di Batavia. Seluruh masyarakat termasuk santri dan abangan dipertemukan oleh Sultan Agung.

Untuk mengendalikan pemerintahannya, Sultan Agung menyelenggarakan laporan pemerintah yang dilaksanakan setiap hari Jumat Legi. 

BACA JUGA:Tradisi Suku Maasai di Afrika, Minum Darah Sapi yang Segar Buat Kekebalan Tubuh

Selain itu, kegiatan ini juga dibarengi dengan pengajian, ziarah dan haul ke makam Ngampel (Sunan Ampel) dan Giri. Kegiatan ini merupakan awal mula sakralnya malam 1 Suro.

Malam 1 Suro sendiri dimulai pada malam usai maghrib sehari sebelum 1 Suro. Sebab, pergantian hari dalam penanggalan Jawa dimulai ketika matahari terbenam pada hari sebelumnya. Hal tersebut berbeda dengan sistem pergantian hari dalam penanggalan Masehi yang dimulai pada tengah malam.

Tradisi malam 1 Suro dilakukan sebagai bentuk permohonan keselamatan. Ada berbagai jenis tradisi malam satu Suro yang ada di berbagai daerah di Indonesia dengan tradisi yang berbeda-beda.

Berikut 5 tradisi perayaan Malam Satu Suro di sejumlah daerah di Indonesia:

BACA JUGA:Nyotaimori, Tradisi Ekstrem di Jepang, Wanita Dijadikan 'Piring' Sajian Sushi

1. Satu Suro di Solo (Kirab Pusaka Keraton)

Perayaan Satu Sura di Solo dilaksanakan dengan mengadakan ritual Jamas dan Kirab Pusaka Keraton. Dalam acara kirab, terdapat beberapa kebo bule berjuluk Kebo Kyai Slamet. 

Acara kirab ini diawali pada pukul 12.00 WIB dari keraton Solo dan melewati berbagai protokol di Kota Solo didampingi oleh para pengawal keraton dan pasukan keraton.

BACA JUGA:Tradisi Unik Suku Chewa, Memotong Tenggorokan Jenazah, Cara Menghormati Orang Meninggal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: