Mencegah dan Mengatasi Fenomena 'Percobaan Bunuh Diri' Menurut Psikiater RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu
Dr Lucy, Psikiater RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.--(Sumber Foto: Tim/Betv)
Diantaranya pola asuh, riwayat perilaku agresif, konflik dalam keluarga, kehilangan anggota keluarga, perpisahan.
Konflik dengan pacar, dibuli, dipermalukan oleh teman sebaya,sering dihukum, nilai jelek, ekonomi yang sulit, dan lain-lain.
Selain itu seseorang yang berpotensi melakukan bunuh diri dapat dikenali, datang dengan tanda- tanda fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku.
Untuk tanda fisik, biasanya tidak peduli penampilan, hilang hasrat seksual, gangguan tidur, hilang nafsu makan, dan keluhan kesehatan fisik.
Tanda atau gejala pikiran, contohnya seperti merasakan tidak butuh apa-apa lagi, merasa tidak membutuhkan apa-apa lagi, merasa tidak pernah berbuat sesuatu yang baik, tidak bisa berfikir dengan benar.
Dan tanda atau gejala perasaan, yaitu rasa putus asa, mudah marah, sering merasa bersalah, merasa tidak berarti, merasa kesepian, serta merasa tidak ada harapan.
"Terakhir ada tanda perilaku, yaitu menarik diri, tidak tertarik dengan hal-hal yang dulu disukai, perilaku tidak menentu, perubahan perilaku drastis, impulsif. Mutilasi diri, mengembalikan barang-barang, menitipkan wasiat,serta menitipkan hal-hal yang dicintai," jelas Lucy.
Jika menemui adanya ciri-ciri tersebut, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Tentunya dengan cara melakukan pendekatan serta merangkul orang yang bersangkutan. Selanjutnya juga bisa dibawa ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu, untuk mendapatkan penangan profesional dari ahlinya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: