Kisah Jebolan WUBI, Sukses Jadi Pengusaha Olahan Gula Semut Sari Aren di Bengkulu

Kisah Jebolan WUBI, Sukses Jadi Pengusaha Olahan Gula Semut Sari Aren di Bengkulu

Pengelola Gula Semut Sari Aren, Emdang Novianto bersama Kepala Deputi Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha--(Sumber Foto: Daman/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Program WUBI atau Wirausaha Unggulan Bank Indonesia adalah program unggulan Bank Indonesia (BI) untuk pengembangan kapasitas wirausaha.

Program ini berhasil membuat transformasi salah satu Usaha Menengah Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu naik kelas.

BACA JUGA:Sukseskan Jalannya Pemilu, Kejari Seluma Pantau Pencoblosan di Desa Talang Tinggi

Seperti yang dialami oleh Suparmanto, seorang pengusaha dan owner produk Gula Semut Sari Aren di Kecamatan Air Meles Atas.

Produk tersebut mengolah gula murni dari bahan dasar nira aren menjadi produk-produk olahan gula semut.

BACA JUGA:Pencinta Sepeda Motor 2 Tak Bengkulu Sukses Gelar Pameran, Ada Unit Modifikasi dan Orisinal Standar

Usaha pengolahan sari aren yang dibangunnya tahun 2010 lalu, kini telah bertransformasi menjadi salah satu usaha berkembang setelah menjadi juara dalam ajang WUBI dan mendapatkan dukungan penuh dari Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.

Saat diwawancara, Suparmanto menceritakan usaha yang dirintis bersama 5 orang warga setempat yang tergabung dalam kelompok tani.

Awalnya merupakan kelompok petani tanaman aren, lantaran harga jual olahan air nira yang selama ini diolah menjadi gula aren batok, yang memang murah selama bertahun-tahun yakni Rp 8.000, dirinya lalu mencoba mengolah gula aren menjadi produk lainnya yaitu gula semut.

BACA JUGA:9 Kursi DPRD Provinsi Dapil Rejang Lebong-Lebong, Berikut Parpol dan Caleg Peraih Suara Terbanyak

“Pikiran kami, cakmno lah (bagaimana) meningkatkan pendapatan. Lalu belajar buat gulo (gula) semut, awalannya untuk konsumsi dulu,” ujarnya mengawali cerita.

Seiring waktu berjalan, gula semut olahannya itu dijual dan dititip ke warung-warung, yang pada awalnya hanya untuk konsumsi sendiri.

Tak disangka, produk olahannya diminati warga masyarakat dan harga jual pun menjanjikan dibandingkan dengan gula aren biasa.

“Tahun 2010 itu dulu sudah ada harga gula semut ini, kalau gula aren itu harganya cuma 8 ribu, kalau gula semut ini harganya  17 ribu, dua kali lipat harganya,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: