KPU

Kohesivitas Kelompok Sebagai Pencari Groupthink

Kohesivitas Kelompok Sebagai Pencari Groupthink

Ilustrasi groupthink.--(Sumber Foto: Melda)

BETVNEWS - Kohesivitas adalah sebuah kesatuan kelompok, menyatukan kekuatan. Individu dalam kelompok yang kohesif, dimana Kohesivitas diartikan sebagai perasaan kuat dari sebuah keberadaan komunitas yang terintegrasi akan lebih efektif dalam kelompok, lebih bersemangat, dalam menghadapi masalah-masalah sosial maupun interpersonal. 

Kohesivitas adalah sebuah kesatuan kelompok, penyatuan kekuatan. Istilah kohesivitas berawal dari teori Kurt Lewin, Leon Festinger, dan kolega-kolega mereka di Research Center of Group Dynamics. 

Lewin, pada tahun 1943, menggunakan istilah cohesive untuk menggambarkan sebuah kekuatan yang menjaga kelompok agar tetap utuh dengan cara menjaga kesatuan anggota-anggotanya. 

BACA JUGA:Kepemimpinan dalam Kelompok: Menghindari Jebakan Groupthink untuk Keputusan yang Lebih Baik

Menempatkan segala tanggung jawab dan keputusan penting pada satu orang untuk menghilangkan semua masalah dari tekanan kelompok keluar jalur, agar pemikiran kontruksi terus berjalan semua kelompok harus memiliki keseragaman pemahaman atas nilai dasar dan menghadapi sesama. 

Kelompok digambarkan sebagai keluarga, tim, dan komunitas. Banyak teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai "belongingness" atau "we-ness", yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. 

BACA JUGA:Groupthink dalam Pengambilan Keputusan RUU KIP di DPR RI

Dampak Negatif Groupthink: Pengambilan keputusan buruk, penurunan kreativitas dan inovasi, kehilangan perspektif alternatif. 

Strategi Mengatasi Groupthink: Mendorong konflik yang sehat, memfasilitasi keberagaman pendapat, dan memiliki pemimpin yang mempromosikan pemikiran kritis.

BACA JUGA:Alasan di Balik Badan Publik dalam RUU KIP Sebagai Kasus Groupthink

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial frekuensi dan kualitas interaksi antar anggota. Untuk memenuhi tujuan bersama keselarasan dalam mencapai tujuan kelompok. 

Adapun norma-norma, aturan tak tertulis yang mengatur perilaku dalam kelompok ketergantungan, ketergantungan anggota terhadap satu sama lain untuk mencapai tujuan. 

Artikel ini ditulis oleh Melda Windarti D1C021033, mahasiswa Universitas Bengkulu. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: