KPU

Groupthink: Ketika Keputusan Bersama Mengalahkan Logika

Groupthink: Ketika Keputusan Bersama Mengalahkan Logika

Ilustrasi groupthink. --(Sumber Foto: Siti)

BETVNEWS - Groupthink adalah sebuah fenomena psikologis di mana orang-orang dalam sebuah kelompok lebih memilih konsensus dan kesatuan daripada mempertimbangkan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

Fenomena ini dapat berdampak buruk pada kualitas keputusan dan hasil akhir dari sebuah proyek atau inisiatif.

BACA JUGA:Menilik Proses Legislatif: Membongkar Jeratan Groupthink di Parlemen Indonesia

Artikel ini akan membahas konsep groupthink, contoh nyata di berbagai konteks, dan cara-cara untuk menghindari efek negatifnya. 

Apa Itu Groupthink?

Istilah "groupthink" pertama kali diperkenalkan oleh Irving Janis, seorang psikolog sosial, pada tahun 1972. 

Janis mengemukakan bahwa groupthink terjadi ketika anggota kelompok menghindari konflik dan pertanyaan kritis demi menjaga harmoni dan keseragaman. 

Dalam situasi seperti ini, keputusan yang dibuat seringkali kurang optimal dan dapat mengarah pada kegagalan.

BACA JUGA:Kohesivitas Kelompok Sebagai Pencari Groupthink

Gejala-gejala Groupthink 

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa sebuah kelompok mungkin mengalami groupthink, di antaranya: 

1. Tekanan untuk Konformitas

Anggota kelompok merasa tekanan untuk setuju dengan mayoritas, bahkan jika mereka memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda. 

2. Ilusi Kesatuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: