Amankah Mengonsumsi Daging Sapi dan Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok? Ini Penjelasannya
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Meningkatnya kasus penyakit ngorok pada sapi dan kerbau di Provinsi BENGKULU menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait keamanan konsumsi daging hewan tersebut. Berikut penjelasan mengenai hal ini.
Penyakit ngorok, atau yang secara medis dikenal sebagai Septicaemia epizootica (SE), disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida.
BACA JUGA:3 Terdakwa Korupsi Jembatan Taba Terunjam Tak Ajukan Eksepsi
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra, daging sapi dan kerbau yang terinfeksi penyakit ini tidak menular ke manusia.
"Dagingnya aman untuk dikonsumsi, karena penyakit ini tidak menular pada manusia," jelasnya pada Kamis, 31 Oktober 2024.
BACA JUGA:Anggur Muscat Dikabarkan Mengandung Zat Kimia, Masyarakat Bengkulu Diimbau Konsumsi Buah Lokal
Namun, bagian dalam (jeroan) dari sapi dan kerbau yang terjangkit ngorok sebaiknya dihindari untuk konsumsi manusia. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan hewan dan dapat menyebabkan pembengkakan pada organ dalam.
"Bagian dalamnya tidak boleh dikonsumsi karena kemungkinan sudah mengalami pembesaran," tambahnya.
BACA JUGA:Mantan Bupati Rejang Lebong 2 Periode Ajak Masyarakat Pilih Rohidin, Target Menang Telak
Di samping itu, ada beberapa penyakit lain yang dapat membuat daging sapi dan kerbau tidak aman untuk dikonsumsi manusia:
1. Ensefalopati Spongiform Sapi (BSE)
Penyakit ini dapat menyebabkan varian penyakit Creutzfeldt-Jakob (vCJD) pada manusia. Namun, dengan sebagian besar BSE yang telah diberantas, risiko bagi manusia dianggap rendah.
2. Lumpy Skin Disease
Daging dari sapi yang terinfeksi penyakit ini tidak layak untuk dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: