Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Ali Saftaini: Masyarakat Mukomuko Butuh Kepastian Keberadaan Harimau Pasca Insiden

Ali Saftaini: Masyarakat Mukomuko Butuh Kepastian Keberadaan Harimau Pasca Insiden

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Ali Saftaini, meminta agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu lebih proaktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait keberadaan harimau.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS – Anggota DPRD Provinsi BENGKULU, Ali Saftaini, meminta agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) BENGKULU lebih proaktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait keberadaan harimau yang sempat menyerang Ibnu Oktavian (22), warga Desa Tunggal Jaya, Kabupaten Mukomuko.

“Saya menyarankan BKSDA yang memiliki kewenangan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai harimau setelah kejadian tersebut. Saat ini, masyarakat setempat membutuhkan informasi mengenai lokasi harimau, apakah masih berkeliaran di pemukiman warga atau sudah berada di tempat yang aman,” ujar Ali pada Selasa, 21 Januari 2025.

BACA JUGA:Dukung Program Swasembada Pangan, Polda Bengkulu Tanam Jagung Serentak di Kabupaten Seluma

Lebih lanjut, Ali menegaskan bahwa BKSDA harus terus memperbarui informasi mengenai lokasi harimau dan menyampaikannya kepada kepala desa setempat untuk diteruskan kepada masyarakat.

Hal ini penting agar masyarakat dapat kembali beraktivitas secara normal, mengingat dampak dari peristiwa ini, seperti anak-anak yang terpaksa belajar daring dan masyarakat yang belum bisa bekerja di kebun.

“Jika sampai saat ini masyarakat masih merasa was-was karena belum ada kepastian apakah sudah aman atau harimau masih berkeliaran, sementara perangkap yang dipasang belum berhasil menangkapnya, maka hal ini perlu perhatian serius,” katanya.

BACA JUGA:Bapenda Kota Bengkulu Siap Laksanakan Program BPHTB Gratis 2025

Selain itu, Ali juga mengingatkan agar BKSDA aktif menyampaikan informasi mengenai jumlah populasi harimau di hutan Mukomuko dan sebarannya. Hingga saat ini, informasi tersebut belum diterima oleh masyarakat. Jika informasi tersebut sudah jelas, maka bisa menjadi pedoman bagi masyarakat dalam beraktivitas di kebun.

“Seperti jumlah habitat harimau dan sebarannya, sampai saat ini kami belum mengetahui secara pasti,” ujarnya.

BACA JUGA:Dukung Progam MBKM, Universitas Dehasen Bengkulu Jalin Kerjasama dengan BETV

Ali juga menambahkan, jika penyebab harimau mendekati pemukiman masyarakat adalah kerusakan kawasan hutan, maka hukum harus ditegakkan terkait perambahan kawasan hutan untuk perkebunan.

"Jika perlu ada perambahan kawasan hutan untuk perkebunan sawit, maka hukum harus ditegakkan," pungkasnya.

BACA JUGA:Ratusan Warga Bantu Pencarian Korban Hanyut yang Terseret Arus Sungai Susup

Sebagai informasi, konflik antara harimau dan masyarakat di Mukomuko ini bermula pada 7 Januari 2025, ketika Ibnu Oktavian (22), warga Desa Tunggal Jaya, ditemukan tewas dengan luka parah di area perkebunan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait