Kota Bengkulu Alami Deflasi pada Februari 2025, Kebijakan Diskon Tarif Listrik Beri Andil Besar

Kepala BPS Kota Bengkulu, Ir. Marwansyah, dalam konferensi pers yang berlangsung di Aula Rapat BPS pada Senin, 3 Maret 2025.--(Sumber Foto: Jalu/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Kota BENGKULU mencatatkan deflasi sebesar 0,47 persen secara month-to-month (m-to-m) pada bulan Februari 2025. Sementara itu, deflasi year on year (y-on-y) mencapai 0,98 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,88. Data ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota BENGKULU dalam laporan ekonomi terbarunya.
Penyumbang utama deflasi m-to-m berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang memberikan andil sebesar 0,57 persen.
BACA JUGA:Pemkab Seluma Siapkan Anggaran Rp250 Juta untuk Program Safari Ramadan 1446 H
Komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap deflasi ini antara lain tarif listrik, daging ayam ras, jengkol, ikan tuna, dan telur ayam ras. Untuk deflasi y-on-y, kelompok yang sama memberikan andil sebesar 2,19 persen, dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah tarif listrik, daging ayam ras, cabai merah, tomat, dan angkutan udara.
“Diskon tarif listrik yang diberlakukan pemerintah menjadi faktor utama yang mendorong tren ini, ditambah dengan penurunan harga daging ayam potong,” kata Kepala BPS Kota Bengkulu, Ir. Marwansyah, dalam konferensi pers yang berlangsung di Aula Rapat BPS pada Senin, 3 Maret 2025.
BACA JUGA:Salimah Bengkulu Gelar Kajian Ramadan Bertema Sehat dan Bugar Selama Puasa
Fungsional Statistisi Ahli Muda BPS Kota Bengkulu, Ibramsyah, S.ST, menjelaskan bahwa kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil deflasi sebesar 2,19 persen. Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya justru memberikan andil inflasi sebesar 0,37 persen.
Beberapa komponen yang menyumbang inflasi pada Februari 2025 antara lain emas perhiasan (0,27 persen), sigaret kretek mesin (0,24 persen), bawang merah (0,14 persen), minyak goreng (0,13 persen), dan sigaret kretek tangan (0,09 persen). Di sisi lain, tarif listrik (-2,21 persen), daging ayam ras (-0,24 persen), cabai merah (-0,21 persen), tomat (-0,12 persen), dan angkutan udara (-0,06 persen) menjadi komoditas yang memberikan andil deflasi.
BACA JUGA:Helmi Hasan Fokus Wujudkan 10 Program Prioritas untuk Bantu Rakyat
“Listrik telah menyumbang andil deflasi selama dua bulan berturut-turut. Namun, kami memperkirakan akan ada potensi inflasi yang lebih tinggi pada bulan April, ketika tarif listrik kembali normal,” tambah Ibramsyah.
BACA JUGA:Pimpin Apel Perdana, Walikota Bengkulu Tekankan Pembayaran TPP dan TPG Harus Tepat Waktu
Secara keseluruhan, situasi ekonomi di Kota Bengkulu pada Januari 2025 menunjukkan adanya tekanan deflasi yang cukup signifikan, meskipun tetap terdapat tekanan inflasi di beberapa sektor. Pemerintah dan pemangku kebijakan diharapkan untuk terus memantau kondisi ini guna memastikan stabilitas ekonomi daerah tetap terjaga.
(Jalu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: